URstyle

Ini Perbedaan Menginap di Hotel saat Era New Normal

Healza Kurnia H, Kamis, 11 Juni 2020 15.19 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Perbedaan Menginap di Hotel saat Era New Normal
Image: Ilustrasi seorang petugas membersihkan kamar menggunakan disinfektan di sebuah hotel. (ANTARA)

Jakarta - Jika pada umumnya ketika Urbanreaders menginap di hotel, kita bisa menikmati segala fasilitasnya yang diberikan seperti berenang di kolam, berolahraga di gym hingga relaksasi di tempat spa.

Namun, dengan adanya wabah COVID-19 dan akan ada penyesuaian selama fase normal baru, tampaknya pengalaman menginap di hotel akan sedikit berbeda dari biasanya ya, guys.

Tentu, ada langkah tambahan yang harus dilewati tamu sebelum menginap.

Seperti dilansir Antara, Country Stock Head OYO Hotels and Homes Indonesia Carlo Ongko mengatakan, tamu yang datang untuk menginap di hotel OYO harus mengisi formulir deklarasi diri mengenai kondisi kesehatan hingga sejarah bepergian.

"Untuk swab test, belum wajib (untuk boleh menginap)," kata Carlo dalam konferensi pers daring, Kamis (11/6/2020).

Pemeriksaan suhu tubuh, pembatasan jarak dan berkurangnya kontak fisik dengan staf menjadi standard baru dalam kondisi saat ini.

Selain itu, fasilitas-fasilitas publik di penginapan untuk sementara akan ditutup demi menekan risiko penyebaran virus corona.

"Fasilitas publik seperti kolam renang tidak dibuka, tapi kalau diklaim sudah aman (oleh pemerintah), fasilitas publik akan dibuka," katanya.

Carlo menambahkan, hotel pun sudah siap mengakses bantuan darurat dari rumah sakit terdekat bila ada tamu yang sakit.

Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Bambang Ismadi mengimbau hotel untuk menyediakan kamar khusus untuk isolasi sebagai langkah pencegahan bila ada tamu atau staf yang terpapar virus corona.

"New normal alias masa transisi ini bukan pembebasan PSBB, tetapi masa uji coba dengan sedikit kelonggaran... Jangan diartikan sesuatu yang sifatnya bebas, tetap ada aturan," imbuh dia.

Dia berharap industri yang mulai kembali bergeliat di tengah masa transisi, termasuk pariwisata, bisa menerapkan aturan sesuai protokol kesehatan. Kelonggaran selama masa transisi akan dievaluasi setelah 2 Juli 2020. Bila hasil evaluasinya bagus, pembatasan akan semakin dilonggarkan.

"Misalnya restoran dan mal bisa buka (kapasitas) lebih dari 50 persen, mungkin bisa dine in dengan kapasitas 70 persen. Kalau banyak penularan, bisa dikurangi atau ditutup lagi," ungkapnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait