URnews

Inoscope, Terobosan Baru RSSA Malang Cegah Penularan COVID-19 Tenaga Medis

Shelly Lisdya, Rabu, 30 September 2020 08.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Inoscope, Terobosan Baru RSSA Malang Cegah Penularan COVID-19 Tenaga Medis
Image: Inoscope yang dikembangkan oleh tim RSSA Malang. (Istimewa)

Malang - Guna mencegah penyebaran COVID-19, terutama pada tenaga kesehatan atau nakes, Rumah Sakit Saiful Anwar Malang (RSSA Malang) membuat terobosan dengan membuat inovasi berupa stetoskop digital bernama Inoscope.

Inovasi stetoskop melibatkan tim gabungan terdiri dari dokter spesialis dari SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSSA yang diketuai Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) bersama tim pakar informatika medis yang diketuai Wahyu Teja Kusuma, S.Kom., M.Kom.

Direktur RSSA Malang, Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Sp.An., KIC., KAP mengatakan, selama ini penggunaan hazmat level 4 bagi seluruh nakes di Instalasi Covid dan Infeksius Terpadu (INCOVIT) masih menjadi masalah.

"Jadi saat menggunakan APD, itu kan menutupi seluruh kepala dan tubuh, sehingga apabila hendak melakukan pemeriksaan dengan stetoskop harus menempelkan eartips ke telinga yang artinya membuka head cover hazmat," ujarnya, melalui zoom, Selasa (29/9/2020).

Ia menyatakan, saat ini memang masih belum ada jurnal resmi yang mengidentifikasi angka kejadian transmisi COVID-19 melalui stetoskop.

"Namun tetap ada potensi tinggi transmisi lewat droplet atau mikro droplet yang menempel dari semburan bersin atau batuk pasien ke media stetoskop," imbuhnya.

Otomatis, droplet kemudian berpotensi masuk ke bagian tubuh nakes seperti telinga atau selaput mukosa saat kondisi tak terlindung.

"Potensi masuknya droplet, ketika nakes membuka celah headcovering hazmat untuk melakukan pemeriksaan," paparnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pengembangan dan Validasi Inoscope, Susanthy Djajalaksana menjelaskan perbedaan Inoscope dengan stetoskop konvensional. 

Perbedaan terletak pada kemampuan stetoskop digital yang mampu melakukan perekaman suara denyut nadi jantung hingga napas pasien. Suara tersebut ditangkap oleh sebuah head unit yang diletakkan di stetoskop digital tersebut.

"Alat ini masih dalam proses pengembangan. Nantinya masih harus dilakukan uji validasi tentang bagaimana output pemeriksaan menggunakan Inoscope dibandingkan dengan menggunakan stetoskop konvensional dengan telinga," terangnya.

1601428464-Inoscope-yang-dikembangkan-oleh-tim-RSSA-Malang.-(Istimewa).jpgSumber: Inoscope yang dikembangkan oleh tim RSSA Malang. (Istimewa)

Dengan adanya stetoskop digital tersebut, nakes dapat melakukan pemeriksaan atau perawatan kepada pasien tanpa harus mengunjungi ke rumah sakit.

"Inoscope melakukan perekaman suara napas dan denyut jantung, dan bisa diputar di smartphone yang lain. Jadi ada satu smartphone yang ada di ruang perawatan dan bisa didengarkan di tempat lain,” tandasnya.

Temuan ini pun diharapkan dapat mengurangi transmisi dan kontak antara nakes dengan pasien, sehingga tak perlu berkontak lama-lama dan mendapatkan hasil yang valid.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait