URnews

Inovatif! ITS Ciptakan Robot Ventilator untuk Bantu Tangani Pasien COVID-19

Nivita Saldyni, Rabu, 8 April 2020 10.40 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Inovatif! ITS Ciptakan Robot Ventilator untuk Bantu Tangani Pasien COVID-19
Image: Tim peneliti ITS menguji coba mesin pompa udara (ventilator) di Gedung Pusat Robotika ITS, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/4/2020). (ANTARA FOTO/Moch Asim/pras.)

Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali berinovasi. Kali ini, untuk menjawab tantangan di masa pandemi corona, Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS menciptakan Robot Ventilator untuk membantu tim medis yang menangani pasien COVID-19.

Kabarnya, proyek ini merupakan hasil kerjasama ITS dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan RSUD dr. Soetomo Surabaya guys.

"Robot ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan terbatasnya alat ventilator yang ada di Indonesia. Alat ini sangat dibutuhkan, melihat angka pasien positif COVID-19 terus naik setiap harinya," kata Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng.

Nah, robot ventilator ini punya nama loh guys. Mereka menamainya Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator. Sesuai namanya, ITS mengklaim bahwa untuk memproduksi alat ini tidak butuh biaya yang besar alias murah.

Alat ini sendiri sudah resmi diluncurkan pada Selasa (7/4/2020) di Gedung Pusat Robotika ITS, bertepatan dengan  peringatan Hari Kesehatan Sedunia. Tapi Ashari mengaku bahwa alat yang dalam pengembangannya didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya ini perlu diuji kelayakan dulu sebelum diproduksi massal.

"Alat ini tinggal melalui uji kelayakan dengan dioperasikan selama 2x24 jam non-stop," katanya.

Menariknya lagi, alat ini menggunakan basis desain open source dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat dengan sistem mekanik dan beberapa spesifikasi diadopsi dari MIT lho guys. Nah, sistem elektronik dan sistem monitoring dikembangkannya baru deh sepenuhnya dikembangkan oleh Tim ITS.

"Ventilator ini dikembangkan bersandar pada ketersediaan komponen di pasaran dengan pertimbangan kemudahan dalam proses fabrikasi nantinya untuk memenuhi jumlah kebutuhan ventilator yang besar," kata Ashari.

1586314120-humas-its-2.jpeg

Kerennya lagi, robot ventilator ini telah dilengkapi fitur pengaturan Respiration Rate, Inspiration/Expiration Ratio, Tidal Volume, PEEP (Positive End-Expiratory Pressure) dan PIP (Peak Inspiration Pressure) lho!

Dengan berbagai fitur unggulan yang ditawarkan, produk ini diperkirakan harganya hanya Rp20-an juta per unit, jauh lebih murah dibanding ventilator di pasaran yang saat ini bisa mencapai kisaran Rp800 juta per unit.

Sementara itu, Ketua Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS Dr rer nat Aulia MT Nasution menjelaskan, alat ini berfungsi sebagai alat bantu napas bagi penderita Covid-19 yang mengalami gangguan pada sistem pernapasannya.

Tapi, kalau dibandingkan dengan ventilator yang ada di sejumlah rumah sakit, produk buatan ITS ini lebih mudah dipindahkan dan diproduksi dengan lebih cepat.

"Mungkin yang akan menjadi kendala nantinya adalah ketersediaan bahan baku," kata Aulia.

Meski begitu, Aulia mengaku komponen yang digunakan saat ini cukup mudah didapat di pasaran. Sebab, ventilator buatan ITS ini berbasis pada penggunaan Ambu Bag (Bag Valve Mask/BVM) atau yang dikenal dengan istilah manual resuscitator. 

"Komponennya juga berasal dari metal acrylic yang mudah ditemui di pasaran. Dan yang terpenting komponen yang digunakan tetap akan menunjang kriteria penggunaan klinis robot ini sesuai standar BPFK nantinya," imbuhnya.

Melihat inovasi yang diciptakan ITS ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memberikan apresiasinya kepada ITS karena ikut berperan aktif untuk Indonesia, khususnya dalam bidang teknologi.

Ia juga mengaku bahwa pihaknya akan mendukung secara optimal agar robot ventilator ini bisa segera dimanfaatkan masyarakat luas.

"Harapan saya, teknologi ini dapat memberikan efisiensi penanganan COVID-19 saat ini, sehingga jumlah pasien sembuh juga akan semakin banyak," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait