Inovatif, Jamu Milenial Ini Diolah dengan Teknik Manual Brew Bak Kopi

Jakarta - Inovasi dalam bisnis kuliner memang tidak ada habisnya ya Urbanreaders, Acaraki contohnya. Tempat ini adalah kafe yang menyajikan jamu sebagai menu utama.
Kamu bisa nongkrong santai di Acaraki sambil minum beras kencur, kunyit asam, hingga jahe. Unik kan, Guys? Kafe ini memang mau memperluas pasar jamu di Indonesia. Tak mau sebatas dikonsumsi para orang tua, tapi juga menyasar anak muda. Itulah mengapa suasana kafe, menu, hingga cara pengolahan jamu di Acaraki serba modern.
Brand Manager Acaraki, Arif Eka Wardana menjelaskan bahwa Acaraki memakai metode modern untuk mengolah jamu mereka, ya layaknya bikin secangkir kopi dengan teknik manual brew. Acaraki juga memilih sistem open kitchen di kafe mereka agar pelanggan bisa leluasa melihat proses pengolahan jamu kekinian itu, Guys.
"Kita bikin suatu kafe yang memang untuk merevitalisasi jamu dengan cara yang lebih modern. Kita mengolah jamu dengan metode-metode kopi, sehingga kita bisa memperlihatkan bahwa pengolahan jamu, ya minum jamu, itu untuk lifestyle bukan sebagai obat," ujarnya kepada Urbanasia, Senin (1/8/2022).
FYI guys, Acaraki ini sudah punya tiga outlet di Jakarta yakni di Gedung Kerta Niaga 3, Kota Tua, Jakarta Barat; Jalan Kemang Raya No. 122, Jakarta Selatan; serta di Ground Floor AEON Mall Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Misinya, Acaraki ini mau memperluas outlet mereka ke kota-kota besar lain di Indonesia seperti Yogyakarta, Solo, hingga Pulau Bali.
Masing-masing outlet punya menu jamu yang sama mulai dari kunyit asam dan beras kencur yang diolah pakai teknik dripper V60, frenchpress, hingga rock presso; serta inovasi menu kekinian seperti Golden Sparkling (campuran kunyit, asam, dan soda), Hot Saranti (campuran beras, kencur, krimer, dan susu), Sparkling Hibiki (campuran kunyit, hibiskus, dan soda), hingga menu-menu makanan tradisional seperti tempe mendoan, pisang goreng, sampai nasi bakar.
Kata Arif, demi menjaga kualitas jamu Acaraki, kafe ini memproduksi sendiri semua bahan baku rempah mereka lewat petani binaan.
Perpaduan kualitas, inovasi menu dan penyajian jamu, serta suasana kafe yang modern membuat Acaraki kini kebanjiran pelanggan. Para kaum yang mulanya skeptis terhadap jamu kini justru ketagihan mengonsumsi minuman tradisional ini.
"Pelanggan-penaggan kita yang datang jadi banyak yang doyan. Banyak banget yang tadinya (kurang tertarik) jadi 'oh, ternyata jamu bisa begini ya'," ungkap Arif.
Perjalanan Panjang Acaraki
Bisnis unik yang mempopulerkan jamu ini tak ujug-ujug hadir di tengah masyarakat. Acaraki didirikan pada 2018, sementara penelitian terhadap bisnis ini dilakukan jauh pada 2014 lalu.
Selama penelitian berlangsung, pendiri Acaraki getol berkunjung ke mbok jamu gendong sampai komunitas jamu. Tak lupa mencari tahu bagaimana cara pengolahan kopi, mengingat Acaraki mengadopsi teknik mengolah kopi untuk menyajikan jamu mereka.
Fun fact, nama Acaraki sendiri merupakan julukan yang disematkan pada peracik jamu di era Kerajaan Majapahit. Nama itu kini diadopsi sebagai nama kafe kekinian yang memiliki tagline 'menjamukan dunia'.