URtainment

Intip Kehidupan Digital Lewat Karya Seni 4 Perempuan Asia Tenggara

Kintan Lestari, Selasa, 24 November 2020 17.02 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Intip Kehidupan Digital Lewat Karya Seni 4 Perempuan Asia Tenggara
Image: Ilustrasi kehidupan digital karya 4 perempuan Asia Tenggara. (Dok. Alipay)

Jakarta - Sekarang ini semua aspek kehidupan mulai beralih ke digital, mulai dari hiburan, e-commerce, layanan kehidupan sehari-hari, dan jasa keuangan.

Riset yang dilakukan oleh Deloitte menemukan bahwa para konsumen di Asia Tenggara menikmati dukungan teknologi digital yang makin mendalam dan luas jangkauannya dalam skenario kehidupan mereka sehari-hari.

Karena lekat dengan kehidupan, Alipay berkolaborasi dengan sejumlah seniman perempuan di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand, untuk meluncurkan serangkaian karya seni yang menggambarkan kehidupan digital di masing-masing negara lewat berbagai ilustrasi artistik.

Penasaran seperti apa karya-karya mereka? Kalian bisa cek di bawah ini!

- Indonesia

1606211407-karya-seni-indonesia.jpgSumber: (Kiri ke kanan) Ilustrasi kehidupan digital karya Erin Dwi Azmi dan Kathrin Honesta. (Dok. Alipay)

Indonesia menjadi satu dari tiga Digital Life Leaders versi Deloitte. Belanja online di negara ini telah tumbuh dengan cepat, dan jumlah orang yang belanja online di negeri ini diprediksi akan naik dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang.

Selama perhelatan belanja online 11.11 tahun ini, DANA, salah satu platform pembayaran online terkemuka di Indonesia, telah menyediakan dukungan pembayaran dan berkolaborasi dengan lebih dari 60 merchant online maupun offline. DANA juga melayani lebih dari 45 juta pengguna lokal sejak didirikan.

Untuk melihat kehidupan digital di Indonesia, kalian bisa menengok karya Erin Dwi Azmi dan Kathrin Honesta.

“Di Indonesia, siapapun bisa dengan mudah memulai bisnis online mereka. Digitalisasi adalah salah satu kunci keberhasilan bagi UKM dan freelancer untuk bisa bertahan di masa pandemi ini,” kata Kathrin Honesta, seorang illustrator independen dari Indonesia.

“Jumlah pasar online di Indonesia bertambah dengan cepat dan fakta bahwa banyak orang Indonesia kini berbelanja online juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital kami,” imbuh Erin Dwi Azmi, seorang ilustrator freelance di Indonesia.

- Singapura

1606211438-karya-seni-singapura.jpgSumber: (Kiri ke kanan) Ilustrasi kehidupan digital karya Marina A dan Diane Ng Rose. (Dok. Alipay)

Seperti Indonesia, kehidupan digital juga berkembang pesat di Singapura. 

Infrastruktur digital yang mantap dan berbagai aplikasi di semua bidang kehidupan dan pekerjaan makin memperkaya kehidupan digital di negeri itu. Tak heran berdasarkan riset Deloitte, Singapura menjadi ‘Digital Life Leader’ di kawasan ini.

Untuk melihat kehidupan digital di Singapura, kalian bisa menengok karya Diane Ng Rose dan Marina A.

“Berbagai alat digital telah membuat alur kerja semakin lancar, khususnya bagi desainer freelance seperti saya. Saya sering melakukan beberapa hal sekaligus, mulai dari komunikasi dengan klien hingga melakukan riset dan menghasilkan karya seni. Aplikasi mobile dan cloud telah meningkatkan tingkat produktivitas ketika saya sekarang bisa melakukan hampir sebagian besar tugas saat sedang mobile,” kata Diane Ng Rose, desainer freelance dari Singapura.

“Saya ingin mengekspresikan melalui karya seni tentang betapa internet telah memberikan dampak yang besar pada cara kita hidup dan bekerja. Berkat teknologi, saya bisa mengakses berbagai produk di seluruh dunia dan berkesempatan bekerja dengan klien-klien dari negara lain," papar Marina A, visual artist dari Singapura.

- Malaysia

1606211423-karya-seni-malaysia.jpgSumber: Ilustrasi kehidupan digital karya Gan Yi Qing. (Dok. Alipay)

Malaysia adalah market yang menarik untuk platform e-commerce di Asia Tenggara. 

Itu didukung dengan populasinya yang sekitar 30 juta, pertumbuhan ekonomi yang cepat, dan infrastruktur teknologi digital yang maju.

Bukti nyata itu terjadi saat pesta belanja 11.11 yang diadakan Lazada Malaysia. Penggunaan Touch ‘n Go, eWallet terkemuka dan salah satu pilihan pembayaran online di Lazada Malaysia mencetak rekor peningkatan jumlah transaksi hingga 200 persen lebih dan peningkatan value transaksi sebesar 90 persen selama momentum 11.11, dibandingkan dengan 2019.

Sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonomi jangka pendek ePENJANA dan untuk mendorong masyarakat menerapkan pembayaran contactless, pemerintah Malaysia juga memberikan tunjangan satu kali sebesar RM50 kepada pengguna eWallet.

Untuk melihat kehidupan digital di Malaysia, kalian bisa menengok karya Gan Yi Qing.

“Selama pandemi, saya suka menyaksikan live stream dari sejumlah ahli kecantikan yang berbagi review produk mereka dan video-video chef lokal mempromosikan masakan terbaik mereka dan berbagi tips memasak, Platform digital telah mendekatkan kita satu sama lain, tak terhalang oleh jarak,
bahasa, dan waktu. Saya ingin merayakan hal ini melalui karya saya," ujar ilustrator dan content creator, Gan Yi Qing.

- Thailand

1606211458-karya-seni-thailand.jpgSumber: (Kiri ke kanan) Ilustrasi kehidupan digital karya Titiporn Klintachote, Manasawee Rojanaphan, dan Visansaya Loisawai. (Dok. Alipay)

Deloitte menemukan bahwa pengguna media sosial di Thailand termasuk yang paling rajin mengakses media sosial, dengan penggunaan harian rata-rata 2 jam 55 menit.

Popularitas media sosial juga meletakkan dasar untuk e-commerce berbasis media sosial. Di Thailand, sebanyak 51 persen konsumen online berbelanja via media sosial.

Trend inilah yang menginspirasi Titiporn Klintachote, Manasawee Rojanaphan, dan Visansaya Loisawai membuat karya kehidupan digital di negaranya.

“Banyak museum terkenal di dunia yang memilih jalur online selama pandemi, sehingga lebih banyak orang yang belum sempat berkunjung bisa berkunjung ke museum secara virtual dari rumah mereka,” pungkas seniman dan ilustrator, Manasawee Rojanaphan.

“Bahkan selama lockdown, warga lokal tetap bisa bersenang-senang dan bersantai di rumah dengan mengakses platform media sosial untuk menonton video, mendengarkan musik, dan berpesta bersama teman-teman mereka secara virtual,” kata Titiporn Klintachote, seorang ilustrator dan desainer grafis di Thailand.

“Orang-orang Thailand menggunakan smartphone mereka untuk segala keperluan, mulai dari membayar tagihan-tagihan hingga membeli barang melalui mobile banking atau e-wallet. Kami jarang membawa uang tunai sebab kami kebanyakan menggunakan ponsel untuk memindai kode QR atau menggesek kartu,” ujar ilustrator freelance, Visansaya Loisawai.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait