URguide

Jadi Lulusan Magister Termuda ITB dengan IPK 4, William: Saya Waktu SD Bodoh

Shelly Lisdya, Jumat, 12 Agustus 2022 20.16 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jadi Lulusan Magister Termuda ITB dengan IPK 4, William: Saya Waktu SD Bodoh
Image: Wiliam Damario Lukito (Website ITB)

Jakarta - Nama William Damario Lukito santer dibicarakan karena ia menjadi satu-satunya mahasiswa magister STEI-ITB yang berhasil lulus dengan IPK 4.00.

Siapa sangka, William yang kini sukses raih gelar magister kurang dari 1 tahun ini dulunya ternyata bukan siswa berprestasi.

Dalam URlife pada Jumat (12/8/22), William menyebut semasa duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ia justru masuk kategori siswa peringkat bawah. Nilai mata pelajarannya pun pas-pasan di ambang minimum.

"Saya waktu SD malah bodoh, nilai malah pas KKM. Kalau ngerjakan Matematika itu sudah keringetan nggak karu-karuan. Sepanjang SD seperti itu, sampai pas SMP itu kebetulan SMP baru dan saya angkatan kedua, ini dekat sekali," katanya.

Meski nilai rapor SD-nya pas-pasan, William tetap merasa terbantu karena sekolahnya berlabel 'favorit'. Hal itu cukup mempengaruhi William saat melaju ke jenjang pendidikan SMP. Ia pun mulai unjuk gigi lewat prestasi di bidang akademik.

"Karena background SD sekolah di favorit, SMP saya bisa survive. Kelas 7 itu rangking 1 di kelas. Kelas 7-8 rangking 3 pararel dan kelas 9 rangking 1 pararel. Dari situ kepercayaan tumbuh, akhirnya bisa masuk sekolah negeri favorit di kota saya," ungkapnya.

Tak berhenti sampai di situ, karena dirinya sudah menjadi siswa berprestasi dengan belajar secara otodidak. Ia pun masuk SMA dengan program akselerasi hingga membuatnya bisa berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

"Lulus SMP dengan NIM yang lumayan, akhirnya saya join akselerasi hanya 25 murid, dan seingat saya itu rangking 17 kalau nggak 15. SMA terpuruk, sampai masuk ITB saya enjoy, karena ini jurusan saya suka dan membuat saya semangat sehingga nilai bisa bagus. Dan S2 bisa lulus dengan IPK 4.00," bebernya.

Berbekal tekad kuat dan keinginanya untuk melanjutkan studi di ITB pun akhirnya tercapai, dengan mengambil jurusan Teknik Telekomunikasi ia bisa meraih gelar sarjana selama 3,5 tahun dan lulus S2 di usia 22 tahun.

Ia pun membocorkan rahasia di balik IPK sempurnanya. Kata William hal itu mustahil terjadi karena jurusan yang ia ambil adalah jurusan yang ia sukai. Hal itu bikin dia nyaman saat belajar.

"Kenapa bisa dapat IPK 4.00? Latar belakang S1 Teknik Telekomunikasi, di jurusan yang saya pelajari itu udah sangat minat jadi ketika belajar itu sudah menyerap ilmu dalam otak saya. Jadi lulus S1 bisa relatif bagus nilainya. Pas S2 itu jurusan sama, jadi dasar teori itu sudah saya pelajari. Bedanya teori aplikasi lebih ke permasalahan dunia nyata, cuma kalau ditanya hal baru? Ya, sudah teori sudah dikuasai, tinggal belajar aplikasinya nah itu nilainya A semua," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait