Jadi Sasaran Massa Demo Anti Rasis, Patung King Leopold II di Belgia Dicopot

Antwerp – Kematian George Floyd telah memicu aksi protes di berbagai belahan dunia. Sejumlah simbol rasisme pun menjadi sasaran kemarahan massa, salah satunya patung Raja Leopold II di Antwerp, Belgia.
Masa demo merusak replika raja yang berkuasa di tahun 1865 dengan menuangkan cat hitam. Aksi ini dilakukan karena Leopold II dianggap sebagai tokoh rasisme di era kolonial.
Patung tersebut kini telah dipindahkan dari alun-alun ke museum patung untuk diperbaiki. Juru bicara Walikota Antwerp, Bart de Wever, mengatakan patung itu mungkin akan menjadi bagian dari koleksi museum.
'Karena pekerjaan renovasi yang direncanakan untuk 2023 di alun-alun di mana ia ditempatkan, patung itu tidak akan diganti. Mungkin akan menjadi bagian dari koleksi museum,' katanya seperti dikutip dari Daily Mail.
Patung Raja Leopold II di Belgia.
Tak hanya di Antwerp, beberapa patung Leopold telah dirusak di wilayah Belgia lain juga dirusak massa.
Aksi pencopotan patung-patung terjadi dua hari setelah demonstran di Inggris merusak patung tokoh perbudakan Edward Colston dan melemparnya ke pelabuhan Bristol Minggu (7/6).
Patung Raja Leopold II di Belgia.
Rasisme dan Perbudakan di Era Pemerintahan Leopold II
Pada 1885, Raja Leopold II mengklaim Republik Demokratik Kongo sebagai koloni pribadinya. Di bawah pemerintahannya, sebanyak 10 juta orang Kongo dibunuh dan dijadikan budak. Leopold mengumpulkan kekayaan pribadi yang besar dengan memperbudak orang-orang Kongo untuk bekerja di perkebunan karet.
Para buruh yang gagal menghasilkan cukup karet akan dipotong tanganya. Jika perempuan, akan disandera dan diperkosa sampai target tercapai. Ia juga merampas sumber daya lainnya termasuk gading, tembaga dan berlian. Nah yang lebih kejam, Leopold juga mengimpor beberapa orang Kongo untuk dipamerkan di 'kebun binatang manusia' di Belgia.
Setelah kekejaman terungkap, semua asset Leopold II yang didapat dari Kongo akhirnya dilucuti pada tahun 1908.