URtainment

Jazz Gunung Bromo 2021 Digelar Offline Sabtu Besok dengan Prokes Ketat

Nivita Saldyni, Kamis, 23 September 2021 20.48 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jazz Gunung Bromo 2021 Digelar Offline Sabtu Besok dengan Prokes Ketat
Image: Ilustrasi konser musik. (Freepik/bedneyimages)

Surabaya - Sukses digelar secara hybrid di tahun 2020, Jazz Gunung Bromo tahun ini bakal digelar dengan penonton terbatas.

Tentunya hal ini akan membuat Jazz Gunung Bromo 2021 menjadi konser musik pertama yang bisa dinikmati secara langsung oleh penonton di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pertunjukan musik jazz etnik ini akan digelar di alam terbuka. Kali ini, Jazz Gunung Bromo 2021 akan digelar di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur pada Sabtu (25/9/2021).

Bagas Indyatmono, Direktur Jazz Gunung Indonesia pun memastikan acara ini akan digelar dengan protokol kesehatan (prokes) sangat ketat. Bahkan ada sejumlah adaptasi yang dilakukan penyelenggara karena acara tersebut digelar di tengah PPKM.

“Di tahun ini kami beradaptasi dengan cara membuat seating plan yang berjarak, kemudian kapasitas maksimal 25 persen dari 2.000 kapasitas di era normal. Tahun ini kami akan mengikuti itu dengan protokol yang sangat ketat,” kata Bagas dalam Webinar ‘Bergerak Beradaptasi, We Are Ready!’ yang diikuti Urbanasia pada Kamis (23/9/2021).

Bahkan selain menerapkan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan), penyelenggara juga mengusung konsep 4W untuk memastikan prokes berjalan dengan ketat.

“Selain menerapkan CHSE, kami juga kombinasikan dengan 4W yaitu wajib vaksinasi COVID-19 (minimal satu kali), wajib tes swab antigen di tempat sebelum masuk, wajib menggunakan masker dan wajib menjaga jarak serta kebersihan. Dan ditambah lagi kami ada tracing dengan PeduliLindungi. Jadi semua nanti yang hadir, tanpa terkecuali, harus melakukan protokol ini,” jelasnya.

Selain itu, di tahun ini juga ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini akan diterapkan sistem LO untuk semua yang hadir.

“Jadi 1 orang LO ini akan menangani 20-25 orang. Jadi kami betul-betul tahu dengan tepat dan cermat kedatangan tamu itu kapan, detail penginapan, naik apa, sehingga kami bisa memonitor dan mengatur proses kedatangan para tamu sehingga mengurangi timbulnya kerumunan di area swab antigen dan ticketing,” ungkap Bagas.

Dengan berbagai adaptasi yang dilakukan ini, ia berharap bahwa Jazz Gunung Bromo bisa membantu membangkitkan kembali perekonomian di kawasan wisata Gunung Bromo yang sangat terdampak pandemi COVID-19.

“Mudah-mudahan dengan adanya Jazz Gunung ini kita bisa menggerakkan kembali roda-roda ekonomi itu tapi tentu saja dengan beradaptasi dan melakukan protokol kesehatan yang sangat ketat,” harapnya.

Sementara itu, Dewa Budjana yang juga akan tampil mengaku senang menjadi bagian dari Jazz Gunung Bromo 2021. Apalagi sejak pandemi COVID-19, ia mengaku kehilangan salah satu kebiasaannya, yaitu berangkat pagi untuk pergi manggung.

“Senang bisa sampai di sini (Bromo). Saya sebagai musisi bisa merasakan juga yang namanya berangkat untuk manggung. Kebiasaan ini udah lama banget hilang. Berangkat subuh ke bandara itu nggak pernah terjadi. Bener-bener nggak pernah,” katanya.

Menurutnya memang dalam kondisi seperti ini, beradaptasi sambil menikmati apa yang ada adalah hal yang harus kita jalani. Sebab, dengan beradaptasi maka kita akan terus bergerak maju.

“Beradaptasi tentunya memang harus. Sebagai musisi juga sangat penting, sangat perlu,” katanya.

“Saya dari awal sih sebetulnya kalau menghadapi sesuatu perubahan seperti kondisi ini sekarang, nggak boleh dilawan. Memang harus ditemenin untuk jadi berdampingan karena ujung-ujungnya kan beradaptasi. Jadi kalau kita marah-marah nggak kelar juga kan sebetulnya,” imbuh Dewa.

Bahkan dengan semua aturan-aturan baru yang ada, menurutnya ini adalah yang terbaik bagi semua. Sebab semua aturan ini dibuat juga untuk kenyamanan dan keamanan kita di masa pandemi ini.

Untuk itu ia berharap terselenggaranya Jazz Gunung Bromo 2021 ini bisa menjadi contoh yang baik bagi konser di masa pandemi.

“Jazz Gunung adalah contoh buat semua konser yang ada,” kata Dewa.

“Mudah-mudahan besok cuacanya bagus, itu harapan kami semua dan bisa tampil,” harapnya.

Sebagai informasi, penjualan tiket dilakukan secara online dan saat ini sudah habis terjual alias sold out dan tidak akan ada tiket on the spot.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait