URnews

Jeritan 'Anak 98': Lahir saat Krismon hingga Wisuda Online

Griska Laras, Kamis, 15 Oktober 2020 10.48 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jeritan 'Anak 98': Lahir saat Krismon hingga Wisuda Online
Image: istimewa

Jakarta - Belakangan media sosial diramaikan dengan curhatan netizen kelahiran 98 tentang kemalangan yang dialami generasi mereka. Urbanreaders mungkin juga pernah lihat konten tersebut lewat di beranda.

Para generasi 98 ini merangkum berbagai 'kesialan' yang mereka alami sejak lahir hingga saat ini, mulai dari lahir saat kerusuhan, jadi 'kelinci perobaan' pemerintah hingga terkena dampak pandemi COVID-19.  

Nah berikut ini ulasan Urbanasia soal tantangan yang dihadapi anak 1998, guys.  

Baca Juga: Milenial, Ini Tips Cari Hunian Bebas Banjir

1. Lahir di saat krisis moneter

1595129699-ilustrasi-bayi.jpgSumber: Ilustrasi bayi. (Pixabay)

Urbanreaders tentu tahu, pada tahun 1998 Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah. Banyak perusahaan yang kolaps dan melakukan PHK besar-besaran.

Kondisi itu juga diikuti dengan memanasnya situasi politik di Indonesia. Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa buat melengserkan Presiden Soeharto berujung ricuh dan memakan korban jiwa. Belum lagi kerusuhan dan aksi kriminalitas yang terjadi di mana-mana. Pokoknya kacau deh!
 
Walapun baru saja lahir, anak 98 kena dampak krisis moneter secara nggak langsung loh, Urbanreaders. Krisis ekonomi membuat harga kebutuhan pokok meroket, tak terkecuali susu.

Dua dari tiga penduduk Indonesia, seperti dicatat ILO (Organisasi Buruh Internasional), hidup di bawah garis kemiskinan. Beberapa orang tua mungkin ada yang kesulitan membeli susu atau makanan sehat penunjang ASI. Dampaknya, bayi mereka jadi kurang gizi.

2. Sistem UN 20 paket

siswasedangujian.jpegSumber: Peserta ujian (Image: JPNN)

Memasuki masa remaja, tantangan generasi 98 datang dari bidang akademik. Mereka dijadikan 'kelinci percobaan' sistem Ujian Nasional 20 paket saat SMP.  

Paket UN tersebut dibuat pemerintah buat mengurangi kecurangan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal. Hal ini tentunya bikin mereka was-was dan belajar dengan keras buat dapat nilai bagus supaya lulus. Apalagi waktu itu nilai UN murni masih jadi syarat penentu kelulusan.

3. Kurikulum 2013

Anak 98 yang survive melalui UN 20 paket lagi-lagi menjadi 'kelinci percobaan' pemerintah lewat sistem pendidikan Kurikulum 2013 (K-13). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh mencetuskan gagasan K-13 yang katanya bisa membuat siswa lebih aktif, kritis dan mandiri dalam mengeksplor pengetahuan baru. Kurikulum 13 juga dirancang buat mengembangkan pendidikan karakter siswa biar nggak cuma pinter, tapi juga berbudi luhur.

Sayangnya, tujuan yang mulia ini butuh pengorbanan besar. Generasi 98 jadi nggak punya waktu istirahat dan main yang cukup karena jadwal sekolah makin padat. Sementara hasil K-13 dalam pembentukan karakter juga nggak begitu kentara. Karena selain di sekolah, lingkungan dan keluarga juga punya peran besar membentuk kepribadian seseorang.

4. Pandemi COVID-19

ilustrasi-wisuda-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi wisuda/Pixabay

Pandemi COVID-19 memang menjadi tantangan besar bagi semua orang di dunia saat ini. Anak 1998 pun ikut terkena imbas wabah corona ini, dari mulai penelitian skripsi yang terbengkalai akibat lockdown, sidang skripsi online, sampai yang paling nyesek wisuda online.

Bagi mahasiswa, wisuda jadi salah satu momen yang paling dinanti-nanti. Perjuangan dan kesulitan selama 4 tahun kuliah rasanya bisa terbayarkan dalam satu hari lewat 'momen mahal' tersebut. Keseruan memakai toga dan topi wisuda dan berfoto bersama teman seangkatan, sayangnya nggak bisa dirasakan generasi 98 yang lulus tahun ini.  

5.  Pengesahan UU Cipta Kerja

1601348358-persiapkan-diri.jpgSumber: Freepik

Selepas lulus kuliah, anak 98 kembali dihadapkan dengan tantangan mencari kerja. Banyaknya pekerja yang dirumahkan selama pandemi corona membuat persaingan semakin ketat.

Seolah belum cukup, generasi 98 juga dihadapkan dengan omnibus law cipta kerja yang disahkan Senin (5/10/20) lalu. UU Ciptaker sendiri menuai pro dan kontra di berbagai lapisan masyarakat lantaran substansinya dianggap memberatkan pekerja. 

Namun, terlepas dari banyaknya 'kemalangan' yang menimpa generasi 98, perlu diingat bahwa setiap generasi punya tantangan dan kisah masing-masing, guys.  Jika disikapi dengan positif berbagai tantangan ini bisa jadi motivasi buat menjadi pribadi yang kuat dan tahan banting.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait