URnews

Jokowi Minta Gugus Tugas Kirim Banyak Masker ke Jatim

Healza Kurnia H, Kamis, 25 Juni 2020 17.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jokowi Minta Gugus Tugas Kirim Banyak Masker ke Jatim
Image: Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (25/6) pagi bertolak menuju Surabaya, Jatim untuk meninjau Posko Penanganan dan Penanggulangan Pandemi COVID-19 Jatim. (ANTARA)

Surabaya - Dalam kunjungannya ke Jawa Timur, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat mengirim masker sebanyak-banyaknya ke Provinsi Jatim.

Tentu, tujuannya untuk membantu pengendalian penularan virus corona di wilayah setempat, guys. Hal ini dikarenakan Presiden menerima laporan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur bahwa sekitar 70 persen masyarakat setempat masih belum menggunakan masker.

“Saya minta Gugus Tugas dan Menkes segera kirim masker ke Surabaya dan Jatim,” ujar Presiden di sela kunjungan kerjanya memantau percepatan penanganan COVID-19 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis.

Karena itu, orang nomor satu di Indonesia tersebut mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk tidak bosan mengingatkan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, terutama masalah pemakaian masker.

“Saya minta jangan pernah bosan sosialisasi protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak dan lainnya itu harus terus dilakukan,” kata Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, ia juga meminta kepada gubernur, wali kota maupun bupati agar membuat kebijakan selalu berpijak pada data sains sebagai syarat utama.

“Jangan buat kebijakan tanpa mempertimbangkan data serta arahan para pakar terkait, sebab ini akan sangat berbahaya,” katanya.

Kepada para kepala daerah, Jokowi juga minta agar menyiapkan rencana A, B dan C agar betul-betul siaga menghadapi situasi tak terduga sekaligus mengalkulasi, menghitung dan mengantisipasinya.

Tidak itu saja, apabila situasi nantinya terkendali dan masuk situasi normal baru maka harus ada tahapan pra kondisi.

“Cari waktu yang tepat untuk memulainya, seperti kabupaten atau kota mana dulu sebagai contoh, sekaligus tentukan prioritas sektor. Sektor risiko rendah didahulukan, risiko sedang prioritas kedua dan risiko tinggi di nomor tiga,” tuturnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait