URnews

Kak Seto Tanggapi Fenomena Remaja Hadang Truk Demi Konten

Nivita Saldyni, Sabtu, 17 Juli 2021 10.45 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kak Seto Tanggapi Fenomena Remaja Hadang Truk Demi Konten
Image: Kak Seto. (Instagram @kaksetosahabatanak)

Jakarta – Psikolog anak Seto Mulyadi atau yang dikenal sebagai Kak Seto menanggapi kejadian tewasnya seorang remaja di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat usai mengadang truk yang diduga demi sebuah konten YouTube.

Menanggapi kasus tersebut, Kak Seto mengaku cukup prihatin. Menurutnya, para orang tua serta lingkungan sekitar arus lebih menyadari bahwa remaja tengah dalam masa pencarian identitas diri.

“Kami memprihatinkan sekali kejadian-kejadian ini,” kata Kak Seto saat dikonfirmasi Urbanasia, Sabtu (17/7/2021).

“Jadi kita harus menyadari bahwa remaja itu dalam masa yang krisis, masa dinamis, masa penuh rasa ingin tahu, kemudian juga masa mencari identitas diri. Nah ini mohon para orang tua dan lingkungan menyadari hal ini. Kalau tidak, dia akan mencari dengan cara-caranya sendiri,” jelas Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu lebih lanjut.

Menurutnya, di tengah pandemi seperti sekarang ini, memang dibutuhkan orang tua yang lebih tegar, lebih tahan banting, dan lebih cerdas emosinya. Sehingga dengan begitu perhatian terhadap anak tidak berkurang.

“Jangan sampai kemudian banyak kan anak-anak atau remajanya lalu yaudah, kurang ada kepeduliah, kurang ada apresiasi, penghargaan. Nah akhirnya memang mereka mencari-cari dengan cara sendiri. ‘Wah ternyata kalau bikin konten, bisa begini seru. Nanti rame’ dan sebagainya,” ungkapnya.

“Itu buat mereka sesuatu yang sangat dibanggakan dan lebih memberikan percaya diri. Tapi kadang-kadang itu kan ibaratnya tengah-tengah, masa krisis itu anak sudah bukan, tapi orang dewasa belum. Jadi kemampuan berpikirnya, logikanya itu nggak jalan. Jadi yaudah sering melakukan tindakan-tindakan apa saja, salah satunya dengan mencegat mobil, naik ke tempat berbahaya, pokoknya keren tapi kadang-kadang kurang perhitungkan risikonya,” jelas Kak Seto.

Seperti yang Urbanasia beritakan sebelumnya, seorang remaja berinisial F (13) tewas setelah mencoba menghentikan truk bersama temannya pada Minggu (11/7/2021). Namun ternyata, truk di depan mereka tak mengerem dan menabrak F beserta temannya. Akibatnya, F terlindas roda depan dan belakang bagian kiri truk, sementara temannya yang lain terjatuh ke aspal dan tak bisa menghindari truk.

“Satu luka berat, yang satu meninggal. Sudah dimakamkan, lagi di-BAP dulu keluarganya ini, nanti hasilnya menyusul,” kata Kanit Laka Lantas Polres Metro Bekasi Iptu Carmin seperti dikuti dari PMJ News, Sabtu (17/7/2021).

Sementara itu, Kakorlantas Polri, Irjen Pol Istiono membeberkan bahwa dari hasil penyelidikan, aksi berbahaya ini ternyata sengaja dilakukan untuk membuat sebuah konten penghadangan truk yang akan dibagikan lewat YouTube. Aksi tersebut dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat sehingga menjadi viral.

“Saya imbau, tidak usahlah buat konten yang membahayakan keselamatan dan juga menganggu mobilitas kendaraan tersebut,” katanya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Melindungi Anak Perlu Orang Sekampung

Menurut Kak Seto, kejadian-kejadian seperti ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengawasan orang tua. Namun selain itu, menurutnya melindungi anak bukan hanya PR bagi orang tua, tapi juga lingkungan sekitar.

“Ya memang (kurang pengawasan). Bukan hanya orang tua tapi juga lingkungan. Jadi melindungi anak perlu orang sekampung, bukan hanya orang tua,” katanya.

Kak Seto mengatakan bahwa RT dan RW juga harus turut berperan untuk melindungi anak-anak dan remaja di lingkungannya.

“Kita ini kan punya tradisi gotong royong. Kita punya RT, rukun tetangga. Katanya rukun, ya mohon saling rukun dan saling peduli. Masalah-masalah anak, remaja yang tidak tersalurkan, dinamikanya, mungkin itu juga bisa dibicarakan bersama dalam kerukunan RT ini,” kata Kak Seto.

“Berikutnya yang lebih luas RW, rukun warga. Kerukunan ini yang mohon bisa diberdayakan sebagai ciri khas bangsa Indonesia untuk saling peduli pada anak-anak yang perlu perhatian, perlu penyaluran dinamika. Jadi mungkin RT-RT juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan, mungkin pertemuan secara daring, zoom meeting, atau lomba bikin TikTok, apa sajalah yang positif,” imbuhnya.

Dengan kegiatan-kegiatan seperti itulah, maka diharapkan dinamika, kreativitas, rasa ingin tahu, serta identitas diri dari anak-anak dan remaja betul-betul bisa terpenuhi dan tersalurkan dengan cara yang tepat.

Orang Tua Harus Menciptakan Rumah yang Menyenangkan

Untuk menghindari anak melakukan hal-hal berbahaya tersebut, Kak Seto menyarankan para orang tua untuk bisa menciptakan rumah yang ramah dan menyenangkan bagi anak. Caranya, dengan menjalin komunikasi yang baik dengan anak dan juga mendengarkan apa yang diinginkan anak-anak kita.

“Tradisi musyawarah, rapat keluarga, atau diskusi dalam keluarga ngobrol bersama, itu dikembangkan juga. Jadi suara remaja juga harus didengar karena salah satu hak anak adalah hak didengar suaranya. Ini juga bagian dari orang tua yang membangun keluarganya lebih rukun, lebih akrab, lebih kompak,” pesan Kak Seto.

Dengan menciptakan rumah yang ramah dan menyenangkan bagi anak, maka harapannya anak-anak tak akan bisa menemukan kebahagiaan di dalam keluarga.

“Anak gak akan betah di rumah kalau suasananya gak nyaman. Tapi beberapa keluarga yang bisa membangun rumah yang ramah anak, betapapun penuh kesederhanaan,” jelasnya.

Bahkan Kak Seto mengaku menemukan beberapa remaja yang mengatakan sangat senang karena orang tua mereka jadi lebih perhatian dan mengerti apa yang mereka inginkan selama pandemi ini. Apalagi waktu yang dimiliki bersama keluarga jad lebih banyak semenjak pandemi COVID-19.

“Ini suatu hal yang positif bagi keluarga yang kemudian bisa menemukan dan mensyukuri pandemi ini,” tutupnya.
 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait