URnews

Kasus Corona Makin Tinggi, Banyak Nakes Pilih Resign

Kintan Lestari, Jumat, 16 Juli 2021 12.26 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus Corona Makin Tinggi, Banyak Nakes Pilih Resign
Image: Ilustrasi tenaga medis. (Pixabay)

Jakarta - Mendengar berita tentang meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia membuat banyak orang lelah, termasuk tenaga kesehatan (nakes).

Para nakes berjuang tanpa kenal lelah untuk membantu pasien-pasien COVID-19 setiap harinya. Namun, situasi yang terus memburuk tampaknya membuat mereka menyerah.

Hal itu disampaikan Ketua Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana, belum lama ini di sebuah acara televisi.

Eva mengungkap kalau di lapangan banyak nakes yang menyerah, baik karena situasi yang semakin parah juga karena insentif.

"Fakta di lapangan kami sangat-sangat kesulitan. Ruangan isolasi bisa ditambah bergedung-gedung, tapi jumlah kita nakes di lapangan sangat kecil. Kami banyak yang wafat, kami ada yang isoman, kami ada yang sakit dirawat, dan kami ada yang resign," kata Eva seprti dikutip Urbanasia dari acara 'Catatan Demokrasi' yang diunggah kanal Youtube tvOneNews, Rabu (14 Juli 2021).

"Banyak sekali nakes yang resign karena kemarin insentif mereka ditahan-tahan. Mungkin negara memang sulit, tapi mereka juga sulit, mereka butuh hidup dan makan. Mereka hanya mengandalkan insentif tidak punya gaji. Itu fakta di lapangan," sambungnya lagi.

Eva juga menekankan kalau pasokan obat beserta nakes jumlahnya tidak cukup untuk membantu pasien-pasien COVID-19 yang ada di rumah sakit.

"Tempat rawat penuh, jumlah pasien meningkat sangat cepat, jadi tidak seimbang antara jumlah pasien dengan ruang rawat inap," ujarnya lagi.

Selain nakes, dikatakan Eva masalah juga datang karena pasokan obat jumlahnya tidak cukup untuk membantu para pasien tersebut.

"Begitu ke situ (pasien), saturasi sekian, jumlah tenaga medis terbatas, alat-alat terbatas, semua butuh ICU. Kami bahkan obat saja nggak ada, kalaupun ada obat tenaga medisnya tidak kuat untuk bagi-bagi obat, untuk pegang satu-satu pasien," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait