URtrending

Kasus Corona Tertinggi di Surabaya, Risma Ngamuk karena Mobil PCR Dikirim ke Daerah Lain

Nunung Nasikhah, Sabtu, 30 Mei 2020 15.53 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kasus Corona Tertinggi di Surabaya, Risma Ngamuk karena Mobil PCR Dikirim ke Daerah Lain
Image: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini/ Humas Pemkot Surabaya

Surabaya – Kasus terkonfirmasi positif coronavirus disease (COVID-19) di Surabaya terus saja naik meski pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah diterapkan selama 3 tahap.

Bahkan, kasus di Surabaya dikatakan bisa seperti di Wuhan, China jika tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat.

Berdasarkan data per 29 Mei 2020, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Surabaya mencapai angka 2.394 dengan jumlah kematian mencapai 219 orang.

Tingginya angka positif kasus COVID-19 tersebut membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengambil langkah untuk mendatangkan mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna melakukan tes massal di Surabaya.

Hanya saja, kedua mobil yang ia minta tersebut justru dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur pada Jumat (29/5/2020).

"Temen-temen lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni (Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo). Jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu," kata Risma sambil menunjukkan obrolannya di WhatApp dengan Doni di Balai Kota Surabaya, kemarin (29/5/2020).

Kemarahan Risma tersebut sontak menjadi perbincangan di masyarakat. Risma yang geram langsung berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut.

Bahkan, ia juga melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.

Menurut Risma, dalam obrolannya bersama Doni Monardo, Risma telah memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya. Doni pun menyanggupinya dan berjanji akan mempercepat proses pengirimannya.

Karena tak sesuai rencana, Risma akhirnya melaporkan bahwa mobil bantuan itu dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut.

Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.

Di samping itu, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan bahwa Kota Surabaya sudah akan dibantu mobil laboratorium tersebut pada Hari Kamis (28/5/2020).

Mulanya mobil itu langsung dipergunakan untuk pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit.

"Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya,” kata Feny sapaan Febria Rachmanita.

“Masing-masing titik itu kami siapkan 200 orang untuk dilakukan tes swab. Mereka itu yang belum dites swab dan waktunya swab ulang, supaya cepat selesai penanganannya," imbuhnya.

Namun, waktu itu diundur pukul 13.00 WIB karena mobil itu dialihkan dulu ke Rumah Sakit Unair dan tidak langsung ke Hotel Asrama Haji.

Karena dijadwalkan pukul 13.00 WIB, para pasien di Hotel Asrama Haji kemudian dipersiapkan mulai sekitar pukul 12.30 WIB dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu sekitar lima jam dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain," jelas Feny.

Feny juga memastikan bahwa pada Kamis (28/5/2020), Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jatim dr. Joni Wahyuadi sudah menjanjikan setelah dari daerah lain itu, mobil itu akan menuju Surabaya.

Oleh karenanya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya menyiapkan warga di Kelurahan Tanah Kali Kedinding sebanyak 200 orang untuk melakukan tes swab.

"Kami sudah siapkan sejak pukul 07.00 WIB dan warga sangat antusias untuk mengikuti tes tersebut. Tapi tak lama kemudian saya mendapatkan kabar bahwa dua mobil itu sama-sama dialihkan ke luar daerah. Akhirnya, kami dua kali membubarkan pasien untuk melakukan tes swab," pungkas Feny.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait