URnews

Kata Kapten Vincent soal Usia Pesawat SJ 182: Umur Bukan Ukuran Pesawat Layak Terbang

Griska Laras, Senin, 11 Januari 2021 09.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kata Kapten Vincent soal Usia Pesawat SJ 182: Umur Bukan Ukuran Pesawat Layak Terbang
Image: Instagram@vincentraditya

Jakarta - Pilot salah satu maskapai penerbangan Indonesia, Kapten Vincent Raditya, buka suara soal peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Capt. Vincent yang juga aktif memberikan edukasi tentang aviasi di YouTube mengaku mendapat banyak pertanyaan soal hubungan usia pesawat dengan izin layak terbang.

Yap sebelumnya, usia pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak ini sempat menjadi sorotan netizen di media sosial. Pasalnya, banyak warganet yang beropini kecelakaan disebabkan karena usia pesawat yang sudah berumur 26 tahun.

Menanggapi hal ini, Capt Vincent menegaskan, usia tidak ada hubunganya dengan keselamatan dan kelayakan terbang suatu pesawat. Berapa pun usianya, selama dirawat dengan baik dan sesuai aturan, pesawat boleh beroperasi.

"Pesawat dikatakan tua jika telah memasuki 50 ribu jam ke atas. Namun, tidak ada limitasi sebuah pesawat stop dioperasikan, pesawat itu sampai tahun 1930 pun kalau dirawat dengan baik, masih bisa digunakan," jelas Capt. Vincent dalam kanal YouTubenya.

Vincent menjelaskan usia pesawat lebih berkaitan dengan efisiensi penerbangan.

"Semakin baru pesawat, semakin efisien, tapi bukan berarti pesawat ini tidak akan jatuh atau mengalami masalah. Jadi perlu diklarifikasi, kita tidak bisa menyalahkan suatu kecelakaan dari umur pesawat, tapi dari banyak sekali faktor. Tapi yang jelas saya tidak akan mendahului pihak KNKT yang melakukan investigasi," paparnya.

Lebih jauh, Capt. Vincent menyebut usia maksimal suatu pesawat yang masuk atau dibeli untuk tujuan transportasi adalah 20 tahun. Namun untuk operasionalnya tidak ada batasan usia. Kebijakan ini diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) N0. 115 Tahun 2020.

Menurutnya, alasan maskapai sudah tidak lagi mengoperasikan pesawat lama karena biaya perawatannya yang terlalu mahal.

"Pada umumnya pesawat stop service, kalau maintenance cost sudah diluar kemampuan airlines. Sehingga secara finansial sudah nggak worth it buat dipertahankan. Makanya diganti pesawat baru," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait