URedu

Kemendikbud Launching Aplikasi Relawan COVID-19 Nasional

Nunung Nasikhah, Sabtu, 18 April 2020 15.26 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kemendikbud Launching Aplikasi Relawan COVID-19 Nasional
Image: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. (Dok. Kemendikbud)

Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) belum lama ini meluncurkan aplikasi bernama Relawan Covid-19 Nasional (RECON).

RECON adalah sebuah program dalam jaringan (daring) untuk memfasilitasi pelibatan publik dalam penanganan Coronavirus Disease (COVID-19).

Platform berbasis web ini menjadi media monitoring dan evaluasi bagi program relawan kemanusiaan Ditjen Dikti, serta membantu kegiatan preventif dan promotif penanganan COVID-19 di Indonesia.

Platform RECON dinilai sangat penting karena menghubungkan kerja berbagai relawan kemanusiaan Ditjen Dikti secara nasional dari masing-masing wilayah tugas.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt. Dirjen Dikti), Nizam menjelaskan bahwa RECON didesain sebagai media manajemen relawan COVID-19, terutama relawan mahasiswa kesehatan yang sudah tergabung.

RECON juga berfungsi memfasilitasi relawan untuk dapat memberikan layanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pendampingan secara daring kepada masyarakat.

1587198321-RECON.jpg

Aplikasi RECON. (kemdikbud.go.id)

Tak hanya itu. Platform ini juga dapat memfasilitasi kegiatan tracing atau tracking orang dalam pemantauan (ODP), konsultasi dan pendampingan tenaga medis, serta menjadi media untuk meningkatkan edukasi publik terhadap pencegahan dan penanganan COVID-19 di Indonesia.

"Implementasi platform ini akan lebih banyak berada di Fakultas Kedokteran yang terhubung di dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan adik-adik mahasiswa yang terkoordinasi melalui Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia," jelas Nizam, pada saat telekonferensi peluncuran RECON, belum lama ini.

Nizam menjelaskan bahwa platform ini akan terus dikembangkan lebih lanjut oleh tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Ditjen Dikti.

"Sampai saat ini juga sedang dalam proses diintegrasikan dengan aplikasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sehingga manfaatnya nanti akan lebih dirasakan masyarakat secara luas," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Aris Junaidi mengungkapkan, saat ini telah tergabung lebih dari 15 ribu relawan untuk mendukung Pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19.

Mereka terdiri dari tenaga medis/kesehatan (2.136), mahasiswa co-asistensi atau yang sedang menempuh pendidikan profesi dokter Indonesia (1.062), mahasiswa S-1 Kedokteran (2.493), mahasiswa bidang farmasi (461), mahasiswa kebidanan (315), mahasiswa keperawatan (1.272), mahasiswa kesehatan masyarakat (744), dan mahasiswa bidang kesehatan lain (3.031), serta mahasiswa nonkesehatan (2.739) dan kelompok masyarakat umum (1.442). 

Tugas para relawan ini sebagian besar untuk melakukan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) serta pendampingan secara daring melalui platform RECON, konsultasi langsung dilayani melalui aplikasi WhatssApp atau aplikasi komunikasi lain.

"Apabila mendesak sekali dan dapat membantu melakukan contact tracing tanpa bertemu pasien, ini dilakukan di bawah supervisi case manager di tiap wilayah AIPKI wilayah I sampai dengan VI," jelas Aris.

Penugasan relawan mahasiswa dilakukan bertahap sesuai kebutuhan. Tahap pertama sebanyak 1.000 mahasiswa program profesi dokter Indonesia (co-asistensi). Kemudian, pada tahap kedua sebanyak 2.000 mahasiswa kedokteran, mahasiswa keperawatan, mahasiswa kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

"Penugasan kepada relawan mahasiswa keperawatan dan mahasiswa kesehatan lainnya akan dikoordinasikan dengan asosiasi institusi Pendidikan kedokteran," pungkas Aris. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait