URtech

Kenapa Beli BBM Subsidi Pakai Aplikasi MyPertamina? Ini Alasannya

Shinta Galih, Kamis, 30 Juni 2022 20.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kenapa Beli BBM Subsidi Pakai Aplikasi MyPertamina? Ini Alasannya
Image: Ilustrasi -,Aplikasi MyPertamina (Dok. Pertamina)

Jakarta - Terhitung 1 Juli 2022, PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Patra Niaga mensyaratkan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di SPBU menggunakan aplikasi MyPertamina. Hal ini menuai kontra di masyarakat.

Menjawab keluhan tersebut, Irto Ginting selaku Sekretaris Pertamina Patra Niaga kembali menerangkan tujuan utama digunakannya aplikasi MyPertamina. Semua itu demi untuk mendata masyarakat agar penyaluran BBM bersubsidi ke depan bisa lebih tepat sasaran.

"Kami menyiapkan platform digital MyPertamina untuk membantu pencatatan orang-orang yang membeli BBM subsidi. Jadi ke depan, pencatatan data ini bisa digunakan untuk menetapkan kebijakan subsidi energi bersama pemerintah," ujar Irto dalam konferensi pers.

Penggunaan MyPertamina diyakini dapat mencegah potensi terjadinya penyelewengan atau kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi di lapangan. Sebab BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar saat ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah ke atas

"Banyaknya hampir 60 persen terkaya menikmati hampir dari 80 persen dari total konsumsi BBM subsidi. Sedangkan masyarakat miskin dan rentan atau 40 persen terbawah hanya menikmati sekitar 20 persen dari BBM bersubsidi tersebut," jelas Irto.

"Pemerintah saat ini sudah mengeluarkan subsidi energi hingga Rp520 triliun yang sebagian besar adalah BBM bersubsidi," tegasnya.

Pengaturan pembelian BBM bersubsidi melalui MyPertamina diyakini Irto dapat menekan kuota agar tidak melebihi batas yang sudah ditetapkan pemerintah.

Pada 2022 prognosa realisasi Pertalite bisa mencapai sekitar 28 juta kiloliter, sedangkan tahun ini kuotanya adalah 23,05 juta kiloliter. Hingga Mei 2022, realisasi penyaluran Pertalite telah melebihi kuota sebesar 23 persen.

Adapun prognosa Solar bersubsidi mencapai 17,2 juta kiloliter pada 2022, sedangkan tahun ini kuota yang diberikan 14,91 juta kiloliter. Hingga Mei 2002, realisasi subsidi telah melebihi kuota sebesar 11 persen

"Kami diwajibkan untuk menyiapkan sistem itu untuk tujuan mendata siapa saja yang menerima subsidi BBM... sehingga subsidi energi Rp500-an triliun bisa tepat sampai ke sasaran, karena subsidi tepat sasaran ini akan melindungi masyarakat miskin dan rentan yang sebenarnya mereka ini yang berhak untuk menikmati subsidi energi yang diberikan oleh pemerintah," pungkas Irto.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait