URsport

Keren! Guru SD di Surabaya Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo 2020

Nivita Saldyni, Senin, 9 Agustus 2021 17.07 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keren! Guru SD di Surabaya Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo 2020
Image: Qomarul Lailah saat menjadi wasit bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020. Sumber: Humas Pemkot Surabaya

Surabaya - Arek-arek Suroboyo patut berbangga. Pasalnya, Qomarul Lailah, guru dari SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya merupakan wasit perempuan dalam pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 23 Juli - 8 Agustus 2021 lalu.

Menariknya, menjadi wasit bulu tangkis di ajang internasional ini bukan pengalaman pertama bagi perempuan yang akrab disapa Lia. Kariernya dalam dunia perwasitan ternyata sudah dimulai sejak tahun 2000 saat ia masih jadi guru tenaga kontrak di salah satu SD di Surabaya.

Awalnya, Lia mengaku tak tertarik menjadi wasit di olahraga bulu tangkis. Alasannya, saat itu ia belum paham dengan olahraga tersebut. Namun kemudian saat pengetahuannya mulai bertambah, ia menjadi tertarik dan mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi. Kariernya sebagai wasit itu pun dimulai setelah lolos ujian tersebut.

Namun ternyata perjuangan sebagai wasit profesional tidaklah mudah. Ibu dua anak ini mengaku mengalami berbagai tantangan, salah satunya kerap kali diragukan.

“Sampai para pemain berteriak, 'Kok begitu wasitnya?'. Ada yang bilang, 'Ini wasit lulusan mana? Harus sekolah wasit lagi'. Lalu dengan tetap optimis saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Dan buku itu memang segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris,” kata guru Bahasa Inggris ini menceritakan pengalamannya, Senin (9/8/2021).

Hal itu pun tak menyurutkan Lia mengejar tujuannya sebagai wasit profesional. Ia pun terus mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang. Dari sanalah, kiprah Lia di dunia perwasitan pun kian melesat.

Perempuan berusia 43 tahun itu mengatakan perjalanan kariernya di dunia perwasitan tak membuatnya melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD. Bahkan ia menerapkan ilmu yang diperoleh di lapangan ke tempatnya mengajar. Misalnya menumbuhkan nilai kedisiplinan, rasa percaya diri, serta pantang menyerah kepada anak didiknya. Sebab menurutnya tiga hal itulah yang menjadi poin pentingnya dalam meraih kesuksesan.

“Ternyata itu betul-betul terjadi, ketika kita menerapkan tiga hal itu akan memudahkan kita mencapai banyak hal. Makanya saya ajarkan kepada anak didik saya sedini mungkin," ungkap perempuan kelahiran Surabaya itu.

“Saya ajarkan mereka jadi the real bonek, jadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang kita butuhkan. Nah bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu ‘wani’ (berani) berbicara Inggris,” jelasnya lebih lanjut.

Pada lain kesempatan, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, M. Aries Hilmi, mengaku bangga atas terpilihnya Lia sebagai wasit di Olimpiade Tokyo 2020. Baginya, pengalaman yang diraih Lia ini bisa menumbuhkan semangat baru, baik untuk guru maupun pelajar yang ada di Kota Pahlawan.

“Jadi memang luar biasa ada guru kita yang menjadi wasit di event internasional. Semangat ini lah yang kita harapkan dan mampu mewarnai guru-guru yang ada di Kota Pahlawan,” kata Aries.

“Tidak ada yang tidak mungkin apabila kita bersungguh-sungguh dan mengembangkan apapun yang kita miliki,” pesannya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait