URsport

Keuangan Seret Akibat Corona, Klub Swiss Ini Pecat 9 Pemain

Rezki Maulana, Sabtu, 21 Maret 2020 19.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keuangan Seret Akibat Corona, Klub Swiss Ini Pecat 9 Pemain
Image: Instagram @fcsion

Sion - Pandemi virus corona paling berimbas tentu ke sisi ekonomi. Salah satu klub Swiss, Sion FC, terpaksa memecat sembilan pemain yang menolak pengurangan gaji.

Virus corona memang sedang merajalela di dunia dan belum ditemukan vaksinnya. Sampai Sabtu (21/3/2020), sudah ada 277.049 penderitanya dengan kematian mencapai 11.422 jiwa dan 90.833 lainnya sembuh.

Diperkirakan virus ini belum akan mereda setidaknya untuk beberapa bulan ke depan. Alhasil, sektor ekonomi dibuat goyang karenanya, salah satunya sepakbola.

Tidak ada kompetisi yang bergulir nyaris di seluruh penjuru Eropa. Salah satu yang terimbas adalah Liga Swiss yang harus berhenti sedari 1 Maret hingga 30 April.

Apalagi penderita corona di Swiss juga cukup banyak mencapai 5.544 kasus dengan 56 meninggal dunia. Situasi pelik ini membuat klub-klub sepakbola di Swiss harus memutar otak agar roda perekonomian tetap berjalan.

Salah satu yang paling bisa dilakukan adalah memotong gaji para pemain demi menekan pengeluaran. Pasalnya tidak ada pemasukan dari sisi penjualan tiket dan iklan di stadion.

Sion jadi salah satu yang melakukannya. Dilansir Swissinfo, Presiden Sion, Christian Constantin, menawarkan para pemainnya untuk mau memotong 20 persen dari total gaji.

Sayangnya, tawaran itu ditolak mentah-mentah banyak penggawa klub tersebut. Alhasil, Sion mau tak mau harus memecat sembilan pemain yang kebanyakan tim anggota tim inti seperti ajtim Kasami, Ermir Lenjani, Xavier Kouassi, Seydou Doumbia, Mickael Facchinetti, Christian Zock, Birama Ndoye, Djohan Djorou, dan Alex Song.

Tindakan Sion yang semena-mena ini lantas dikecam Asosiasi Pesepakbola Profesional Swiss (SAFP), yang berharap klub mau membatalkan keputusannya.

"Kami berharap pemecatan yang tidak adil ini akan segera dibatalkan. Diharapkan akan ada diskusi untuk bisa mencari alternatif lain," ujar SAFP.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait