URnews

Khofifah Targetkan Vaksin Merah Putih Rampung Tahun Ini, 2022 Siap Produksi

Nivita Saldyni, Senin, 3 Mei 2021 18.18 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Khofifah Targetkan Vaksin Merah Putih Rampung Tahun Ini, 2022 Siap Produksi
Image: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama tim riset vaksin COVID-19 Unair dan perwakilan RSUD. Dr Soetomo bertemu Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan membahas vaksin Merah Putih. (Dok. Humas Pemprov Jatim)

Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menargetkan pengembangan vaksin Merah Putih yang diinisiasi Universitas Airlangga (Unair) bakal selesai Desember 2021. Sehingga awal 2022 vaksin yang dikembangkan tim riset vaksin COVID-19 Unair bisa diproduksi massal.

Khofifah menyatakan hal tersebut merupakan target yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Panjaitan. Hal ini sempat dibahas Khofifah dan Luhut saat melakukan pertemuan di Bandara Juanda bersama tim riset vaksin COVID-19 Unair dan RSUD. Dr Soetomo beberapa waktu lalu.

"Kalau bisa desember sudah selesai sehingga awal tahun 2022 sudah bisa diproduksi," kata khofifah di Surabaya, Senin (3/5/2021).

Khofifah mengatakan, pengembangan vaksin ini tengah masuk tahap pertama dari tiga tahapan awal produksi, yaitu skala laboratorium. Selanjutnya vaksin akan menjalani tahapan skala pilot dan skala industri.

"Menurut tim riset Unair, skala laboratorium sampai menghasilkan seed vaccine (benih vaksin) yang dilakukan Unair. Lalu, skala pilot melakukan uji tantang dari beberapa varian SARS CoV-2 yang sudah ditemukan pada pasien COVID-19 di Indonesia, seperti Inggris dan India. Beberapa varian tersebut kemudian diuji cobakan kepada hewan kecil, mencit dan hewan besar, Maccaca (kera). Terakhir, skala industri akan dilakukan mitra industri PT. Biotis Pharmaceutical termasuk kesiapan standart produksinya," jelas Khofifah.

Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo, Cita Rosita menjelaskan, pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat. Hal ini untuk menguji keamanan vaksin COVID-19 dalam tubuh manusia. 

"Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua," katanya.

Kemudian di uji klinis fase II, tim peneliti akan melakukannya ke lebih banyak sukarelawan. Sehingga sampel yang diperoleh lebih beragam.

"Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan," jelasnya.

Kalau vaksin lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Dalam tahap ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi.

Tim akan memantau respons kekebalan tubuh penerima vaksin dan melihat apakah ada efek samping dalam jangka waktu lebih panjang. Pada fase ini, seluruh rumah sakit di Jatim bakal dilibatkan.

"Penelitian ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun," kata Cita.

"Pada tahap ini mengingat situasi mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia," lanjutnya.

Jika dari uji klinis I hijgga III ini vaksin dinyatakan aman dan efektif, maka selanjutnya vaksin memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran.

Sementara itu hingga saat ini pengembangan vaksin telah melewati tahapan skala laboratorium. Kini vaksin memasuki skala pilot dan akan diuji coba dengan penyuntikan ke hewan kecil mencit (tikus) dan hewan besar maccaca (kera).

"Prinsipnya Pemprov Jatim siap mendukung suksesnya riset ini sampai final," tutup Khofifah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait