Beautydoozy

Kisah Anita Roddick, Beautypreneur dengan Jiwa Sosial Tinggi

Izzah Putri Jurianto, Rabu, 7 September 2022 14.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Anita Roddick, Beautypreneur dengan Jiwa Sosial Tinggi
Image: Anita Roddick, pendiri The Body Shop (Foto: Pinterest/sbindependent)

Jakarta - Masuk ke pusat perbelanjaan, kita mungkin hampir selalu menjumpai outlet-outlet The Body Shop. Ciri khas dari toko ini adalah aromanya yang semerbak dan sangat wangi. Tak heran The Body Shop kemudian jadi salah satu brand yang sangat populer di Indonesia.

Di balik kesuksesan brand ini, ada perjuangan yang dibangun foundernya, Anita Roddick. Ia adalah seorang imigran asal Italia yang kemudian pindah dan menetap di Inggris. Di sanalah ide-ide cemerlang mulai muncul. Meski sudah lama tutup usia, namun inovasi yang dibawa Anita semasa hidup bisa jadi pelajaran berharga untuk industri kecantikan. Yuk, simak ceritanya!

Berawal dari Toko Sabun

Yup, kamu nggak salah baca, kok! Jadi, setelah menetap di Inggris, Anita kemudian menikah dengan Gordon Roddick pada tahun 1970. Saat itu, keduanya sama-sama punya passion di bidang seni.  Di tahun 1976, Gordon mewujudkan salah satu impiannya untuk mengelilingi benua Amerika.

Hal ini didukung penuh oleh Anita sebagai pasangan. Penginapan dan restoran yang mereka kelola selama ini kemudian dijual sebagai biaya perjalanan suaminya. Nah, dari situlah Anita mendirikan sebuah toko sabun, berbekal ilmu membuat sabun alami yang pernah ia dapat saat berkeliling dunia. Toko sabun di daerah Brighton tersebut menjadi awal mula The Body Shop.

1662534002-2.pngSumber: Outlet Pertama The Body Shop (Foto: The Body Shop)

Sistem Community Trade 

Berbeda dengan sebagian bisnis yang menargetkan profit besar-besaran sebagai tujuan utama, Anita tidak berniat melakukan hal tersebut. Bisnis ini dilakukannya murni karena ingin bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itulah ia kemudian menjalan sistem community trade dalam bisnisnya, yakni transaksi yang adil antara pemilik bisnis dengan supplier. Ia ingin menciptakan lingkungan kerja yang suportif tidak hanya bagi bisnisnya sendiri, tapi juga supplier yang bersedia membantunya membesarkan usahanya.

Sejak awal memulai bisnis pun, Anita juga selalu menyertakan jiwa pecinta alamnya. Terdapat penolakan tegas terhadap perusakan lingkungan dan animal testing.

Pemberdayaan Perempuan

Sayangnya duka mendalam sangat terasa ketika Anita Roddick tutup usia di tahun 2007 silam. Ia dikabarkan mengalami pendarahan di otak. Akan tetapi, hingga saat itu pun, Anita tetap ingin memberi kepada sesama. Secara sukarela, ia mendonasikan 51 juta Pound Sterling, atau sekitar 974 miliar rupiah. 

Tak hanya itu, Anita juga sempat bekerjasama dengan The Get Paper Industry, yang merupakan salah satu community trade dari The Body Shop, untuk mendirikan sekolah untuk kalangan yang kurang mampu. Hingga saat ini, sekolah tersebut telah berhasil memberdayakan generasi muda dan para wanita di Nepal.

Mendengar perjalan Anita Roddick, kita jadi tahu bagaimana motivasinya selama ini ya, Urbanreaders. Sungguh sebuah kisah yang patut dicontoh dan diacungi jempol. Untuk Urbanreaders yang mungkin saat ini sedang merintis bisnisnya, tetap semangat ya!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait