URguide

Kisah Nelson Mandela, Mantan Presiden yang Menentang Apartheid

Suci Nabila Azzahra, Kamis, 15 Desember 2022 18.25 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Nelson Mandela, Mantan Presiden yang Menentang Apartheid
Image: Nelson Mandela (Foto: Pinterest)

Jakarta - Siapa yang tidak kenal dengan Nelson Mandela? Seorang mantan presiden Afrika Selatan yang menentang apartheid.

Fyi, apartheid ini merupakan sistem yang memisahkan (segregasi) ras kulit putih dan ras lainnya. Sistem ini merugikan penduduk kulit hitam yang merupakan mayoritas di Afrika Selatan karena hak penduduk kulit putih jauh lebih besar dibanding hak penduduk kulit hitam. 

Nelson Mandela dilahirkan dengan nama Rolihlahla Mandela pada 18 Juli 1918 di Desa Mvezo, Transkei, Afrika Selatan. Ibunya bernama Nonqaphi Nosekeni. Ayahnya adalah seorang kepala suku klan Madiba yang bernama Nkosi Mphakanyiswa Gadla Mandela atau dikenal juga sebagai Henry Mandela.

Nelson ditinggal sang ayah sejak umur 12 tahun yang membuatnya langsung menjadi tulang punggung keluarga. Dia menjadi orang pertama di keluarganya yang datang ke sekolah untuk mengenyam pendidikan demi masa depan. Prosesnya tak mudah, ia harus rela meninggalkan rumah dan diadopsi oleh seorang kepala suku bernama Jongintaba Dalindyebo.

Pengalaman Nelson Mandela dalam bidang politik mulai terbentuk sejak giat berpartisipasi semenjak tahun 1942. Di tahun 1944 Nelson bergabung dengan partai Kongres Nasional Afrika (African National Congress/ANC), sebuah partai yang mendukung pembebasan ras kulit hitam dari Apartheid. 

Mandela dikenal sebagai orang yang menentang politik warna kulit. Perlawanannya ia kisahkan dalam buku karyanya berjudul Walk to Freedom. Tujuannya untuk mengambil simpati warga Afrika Selatan agar terbebas dari belenggu orang kulit putih.

Nelson beberapa kali melakukan sabotase kegiatan pemerintahan karena beranggapan Afrika Selatan terlalu dikuasai orang kulit putih. Warga lokal yang berkulit hitam tidak mendapatkan tempat sama sekali di tanah kelahirannya.

Alasan inilah yang membuat Nelson dan banyak teman-temannya berjuang mati-matian. Hal yang dilakukan Nelson membuat pemerintah marah kemudian mempenjarakannya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait