URguide

Kisah Sukses Merry Riana, Pencetus Mimpi Sejuta Dolar

Suci Nabila Azzahra, Kamis, 18 Agustus 2022 16.27 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Sukses Merry Riana, Pencetus Mimpi Sejuta Dolar
Image: Merry Riana (Instagram @merryriana

Jakarta - Urbanreaders pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Merry Riana. Wajahnya kerap wara-wiri, baik itu sebagai motivator, bintang tamu, dan pembawa acara salah satu program di stasiun televisi swasta.

Tidak hanya itu, wanita cantik ini juga pernah berperan dalam sebuah film yang menceritakan perjalanan hidupnya sendiri bertajuk ‘Merry Riana’. 

Kesuksesan Merry Riana saat ini merupakan buah dari kerja keras dan semangat yang tinggi dalam menggapai mimpi-mimpinya.

Nama wanita kelahiran Jakarta, 29 Mei 1980 itu melambung saat buku biografi berjudul 'Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar' karya Alberthiene Endah laris manis hingga menjadi best seller.

Buku tersebut menceritakan keberhasilan Merry Riana meraup SGD 1 juta di usia 26 tahun. Hingga akhirnya, buku 'Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar' diangkat ke layar lebar dengan judul sama.

Jika banyak miliarder atau konglomerat terlahir dari keluarga kaya, lain halnya dengan Merry Riana. Wanita berdarah Tionghoa-Indonesia ini berasal dari keluarga sederhana.

Lahir dari pasangan Suanto Sosrosaputro dan Lynda Sanian. Ayah Merry awalnya seorang pegawai biasa yang memutuskan berhenti bekerja dan merintis usaha. Sementara sang ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Merry kecil mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Don Bosco Pulomas yang terletak di sebuah pemukiman wilayah ujung Jakarta Timur dan berbatasan dengan Jakarta Utara.

Merry kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Santa Ursula, Jakarta Pusat dan menamatkan jenjang pendidikan menengahnya di sekolah katolik khusus perempuan, Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa Ursula, Jakarta Pusat.

Setelah Merry lulus SMA, ada tiga peristiwa bergejolak yang melanda negeri ini, tepatnya di tahun 1998, antara lain, krisis moneter, kerusuhan besar, dan lengsernya Presiden kedua, Soeharto, yang menandai pergantian era dari order baru ke era reformasi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait