URguide

Kisah Sukses Andris Wijaya Kreasikan Beras Jadi Oleh-Oleh Khas Jawa Barat

Alfian Muntahanatul Ulya, Kamis, 28 Juli 2022 13.37 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Sukses Andris Wijaya Kreasikan Beras Jadi Oleh-Oleh Khas Jawa Barat
Image: Andris Wijaya, Pengusaha Oleh-oleh Kuliner Khas Jawa Barat Nasi Liwet 'SeribuSatu' (Foto: pinterest)

Jakarta - Andris Wijaya, dikenal sebagai wirausahawan sukses asal Garut, berkat kreasi dan inovasinya dalam memanfaatkan beras. Ide yang ia lahirkan adalah nasi liwet instan sebagai oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke kota dodol itu. 

Bisnis nasi liwet instan ini diberi nama 'SeribuSatu' dan berdiri pada tahun 2011. Bisnis yang ditekuni Andris ini ternyata bermula ketika ia diminta oleh sang Ibu meneruskan usaha sepeninggal ayahnya, Dedy Mulyadi.

Ketika masih hidup, Ayah Andris terkenal sebagai pengusaha beras di Garut. Ia memiliki usaha penggilingan beras sejak tahun 1974 dan sudah berjalan selama berpuluh-puluh tahun. Kala itu usahanya bernama 'Beras Garut SeribuSatu'.

Namun usaha tersebut terpaksa terhenti ketika sang ayah meninggal di tahun 1996. Saat itu Andris telah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Namun Andris bertekad memulihkan usaha yang telah lama berhenti itu.

Awalnya pria berusia 43 tahun ini tidak cukup yakin melanjutkan usaha penggilingan beras itu lantaran latar belakang pendidikannya yang kurang relevan dengan pekerjaan tersebut. Ia merupakan alumni Diploma III Politeknik Institut Teknologi Bandung dengan mengambil jurusan Teknik Energi.

Andris merasa bahwa ia memiliki karakter yang lebih condong sebagai wirausahawan, akhirnya bungsu dari lima bersaudara ini mulai untuk mengembalikan kondisi usaha ayahnya yang sempat mati. Namun kerja kerasnya ini tak luput dari hantaman badai yang menerpa.

Pada tahun 2005, ia ditipu oleh rekan bisnisnya hingga mengalami kerugian yang cukup besar dan ia terlilit utang yang ditaksir mencapai Rp 200 juta. Lalu ia terpaksa untuk menjual pabrik penggilingan beras seluas satu hektar milik ayahnya untuk melunasi utang tersebut, namun tak kunjung ada yang mau membeli.

Tak kehabisan akal, Andris yang saat itu sedang menunggu pabrik ayahnya terjual,  ia mulai mempelajari ulang karakteristik beras Garut. Titik inilah yang menjadi awal kesuksesan dan memunculkan semangat kembali untuk memperbaiki manajemen pabrik milik sang ayah.

Penggilingan beras yang awalnya hanya satu kali diubah menjadi tiga kali untuk menghasilkan beras yang benar-benar bersih dan bebas dari kutu maupun pasir. Secara kualitas, beras Garut yang dihasilkannya sudah di atas rata-rata karena memiliki beberapa kelebihan yakni putih alami, tidak hambar, gurih, dan tahan lama.

Ia kemudian memikirkan sebuah ide untuk mengangkat nama beras Garut dalam sebuah produk makanan. Setelah melakukan riset sederhana pada tahun 2011, Andris menarik kesimpulan bahwa nasi liwet menjadi kuliner khas Jawa Barat yang paling digemari wisatawan.

Dengan bermodal Rp 30 juta, Andris berusaha untuk menyusun formula ideal untuk nasi liwetnya, dan terlintas untuk membuat produk nasi liwet yang mudah dibawa ke mana-mana. Lalu tepat 6 bulan setelah bereksperimen, yakni Juli 2011, Andris mulai mendaftarkan produknya pada Dinas Kesehatan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah produknya lolos uji di laboratorium Universitas Padjajaran Bandung.

Mulai saat itu, pria ini mulai gencar mempromosikan produk nasi liwet instannya ke seluruh toko oleh-oleh khas Jawa Barat. Namun usahanya kali ini juga tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, sebagian besar toko menolaknya.

Kegigihan Andris tak berhenti hanya di situ, ia mencoba jalan lain dengan menggratiskan produknya agar toko yang ia datangi bersedia untuk memajang kemasan produk tersebut. Produk nasi liwet instan itu memiliki berat 500 gram dengan tiga variasi rasa yakni rasa jengkol, jambal, dan petai dengan beras beraroma jeruk dan jambu.

Upaya untuk mengenalkan produknya juga Andris lakukan dengan mendatangi beberapa instansi pemerintahan. Ia juga mengikuti pameran yang memberikan impact positif pada nasi liwet instannya, bahkan Wakil Bupati Jawa Barat, Dicky Chandra memborong produknya.

Sejak saat itu menjadi awal popularitas nasi liwet instant 'SeribuSatu' hasil kreasinya. Produknya mulai banyak dikenal di pasaran, dan media massa banyak yang meliputnya karena berhasil membuat produk kuliner khas daerah dengan cara yang lebih unik. Toko-toko yang semula menolak produknya, kini menjadi distributor langganan usahanya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait