URnews

KNKT Rilis Hasil Investigasi 6 Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

Shelly Lisdya, Kamis, 10 November 2022 20.32 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
KNKT Rilis Hasil Investigasi 6 Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182
Image: Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menyampaikan paparan saat memberikan keterangan laporan akhir investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJY182 rute di Kantor KNKT Jakarta, Kamis (10/11/2022). (ANTARA)

Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menyampaikan hasil investigasi terkait penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu pada 2021.

KNKT menyebut ada enam penyebab kecelakaan pesawat yang dioperasikan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menuju Bandara Supadio Pontianak itu.

Menurut Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo, penyebab pertama adalah tahapan perbaikan sistem autothrottle yang telah dilakukan belum mencapai bagian mekanikal.

Alasan kedua pesawat yang membawa 62 penumpang itu jatuh adalah dorongan level kanan tidak mundur sesuai permintaan autopilot karena hambatan pada sistem mekanikal sehingga thrust lever kiri mengkompensasi dengan terus bergerak mundur sehingga terjadi asimetri.

Ketiga adalah keterlambatan Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan autothrottle pada saat asymmetry disebabkan karena flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah.

"Alasan ketiga ini mengakibatkan pada asymmetry yang semakin besar," ujarnya dalam konferensi pers laporan hasil investigasi tersebut di kantor KNKT, Jakarta Pusat, Kamis, (10/11/2022).

Seperti diketahui, Autothrottle merupakan sistem pengatur gas yang memungkinkan pilot menentukan kecepatan (speed) dan dorongan (thrust) pesawat secara otomatis. Dalam hal ini, autothrottle berguna untuk mengatur penerbangan pesawat dalam batas yang aman.

Sementara pengaturan thrust memungkinkan pilot menyetel kekuatan pendorong pesawat untuk berbagai aktivitas, seperti lepas landas serta menaikkan dan menurunkan ketinggian, juga saat mendarat

Kemudian keempat adalah kepercayaan atau Complacency pada otomatisasi dan konfirmasi yang mungkin telah berakibat kurangnya monitoring sehingga tidak disadari adanya asymmetry dan penyimpangan arah penerbangan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait