URnews

KNKT Ungkap Kronologi Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

Griska Laras, Rabu, 10 Februari 2021 19.58 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
KNKT Ungkap Kronologi Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
Image: Pesawat Sriwijaya Air. (ABC News)

Jakarta - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melaporkan hasil investigasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Data ini berdasarkan rekaman FDR (flight data recorder) serta data dari ATC (air traffic controller) Bandara Soekarno Hatta.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo menjelaskan kronologi detik-detik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Pesawat berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Data FDR merekam sistem autopilot mulai aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki," kata Nurcahyo dalam jumpa pers yang digelar virtual, Rabu (10/2/2021).

Masalah pada pesawat Boeing 737-500 mulai muncul saat mencapai ketinggian 8.150 kaki.

"Saat melewati ketinggian 8510 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang) sedangkan yang kanan tetap".

Pada pukul 14.38 WIB, pilot meminta pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat karena kondisi cuaca dan diizinkan.

ATC memperkirakan perubahan arah itu akan menyebabkan SJ182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landasan pacu dengan tujuan yang sama.

"Karena diperkirakan akan berpapasan, ATC kemudian meminta pilot berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki," kata Nurcahyo.

Pada 14.39.47 WIB, pesawat mulai berbelok ke kiri saat melewati ketinggian 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat.

"Tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap".

ATC kemudian memberi instruksi agar pilot naik ke ketinggian 13.000 kaki. Pilot masih menjawab pada pukul  14.39.59.

Nurcahyo menyebut itulah komunikasi terakhir yang terekam di komunikasi pilot di ATC Bandara Soekarno Hatta.

"Ini adalah komunikasi terakhir dari SJ182," tutur Nurcahyo.

Pukul 14.40.05 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat SJ182 10.900 kaki. Saat itu autothrottle mulai tidak aktif. Pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif dan pesawat dalam keadaan menunduk.

"20 detik kemudian FDR mulai berhenti merekam," imbuh Nurcahyo.

Dalam kesempatan yang sama, Nurcahyo mengatakan, dari hasil catatan perawatan pesawat, sempat ditemukan masalah pada tuas pengatur tenaga mesin (autothrottle) sebanyak 2 kali.

Pada tanggal 3 Januari 2021, pilot melaporkan autothrottle tak berfungsi, Masalah tersebut sudah diperbaiki dengan hasil baik.

Sehari kemudian, pilot kembali melaporkan autothrottle yang kembali tidak berfungsi.

Perbaikan sempat dilakukan, namun belum berhasil sehingga pesawat kembali dimasukan ke dalam daftar penundaan perbaikan atau Deferred Maintenance Item (DMI).

Tanggal 5 Januari 2021 dilakukan perbaikan dengan hasil baik dan DMI ditutup.

Dari hasil investigasi perawatan pesawat, sempat ditemukan juga 2 kerusakan yang ditunda perbaikannya sejak 25 Desember 2020.

Penundaan perbaikan adalah hal yang sesuai dengan ketentuan pemberangkatan penerbangan.  

"Ada 2 kerusakan yang ditunda perbaikannya sejak 25 Desember. Itu hal biasa sesuai dengan ketentuan keberangkatan dengan memenuhi panduan MEL, yang dibuat pabrikan pesawat. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait