URnews

KRI Rimau Deteksi Titik Magnet di Wilayah Pencarian KRI Nanggala-402

Shelly Lisdya, Jumat, 23 April 2021 13.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
KRI Rimau Deteksi Titik Magnet di Wilayah Pencarian KRI Nanggala-402
Image: KRI TNI AL (Puspen TNI)

 

Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Tentara Nasional Indonesia, Mayor Jenderal TNI Achmad Riad menyampaikan, jika KRI Rimau telah mendeteksi satu titik magnet cukup kuat di wilayah pencarian KRI Nanggala-402. 

Ia pun mengatakan, lokasi pencarian berada di perairan utara Pulau Bali, dan pihaknya kini mengejar dan menindaklanjuti temuan tersebut.

"Ada satu titik magnet yang cukup kuat, mudah-mudahan tidak berubah dan akan kami kejar, semoga titik magnet menjadi jawaban," ungkapnya saat jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (23/4/2021).

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono menyebut, KRI Rimau telah menemukan titik-titik magnet berkekuatan tinggi pada kedalaman sekitar 50 sampai 100 meter dalam kondisi melayang.

Nantinya, temuan dari KRI Rimau tersebut, rencananya bakal ditindaklanjuti oleh KRI Rigel. Sementara ini wilayah pencarian KRI Nanggala-402 masih terkonsentrasi di perairan utara Bali.

"Untuk wilayah masih 65 mil dari perairan utara Bali," ujar Riad.

Mulai awal higga kini kabar hilang kontak KRI Nanggala-402 mulai mendapatkan petunjuk, antara lain yaitu tumpahan bahan bakar minyak hingga titik magnet yang diduga berasal dari KRI Nanggala-402.

Riad pun menegaskan, bahwa pihaknya akan berusaha memaksimalkan pencarian, terutama pada hari ini denga menggunakan seluruh kapal milik TNI yang memiliki kemampuan deteksi bawah laut yang menggunakan sonar.

Setidaknya ada 21 kapal milik TNI yang dikerahkan guna mencari KRI Nanggala-402, termasuk di antaranya adalah kapal selam KRI Alugoro.

TNI juga menerima bantuan empat kapal dari kepolisian, serta beberapa kapal dan peralatan dari beberapa negara, yakni Malaysia, Singapura, India, dan Australia.

"Semua bantuan kami terima. Prosesnya akan dipercepat karena dikejar waktu," kata Riad. 

Sementara itu, kemampuan oksigen di KRI Nanggala-402 diperkirakan hanya tersedia hingga 72 jam atau kurang lebih tiga hari dalam keadaan mati total (blackout). 

Sedangkan kapal selam tersebut telah hilang kontak pada pukul 03.00 WITA pada Rabu, sehingga oksigen kemungkinan tersedia hanya sampai pukul 03.00 WITA, pada Sabtu, (24/4/2021).

 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait