URnews

Krisis Kerajaan Bisnis Trump Akibat Pandemi Corona

Healza Kurnia H, Jumat, 3 April 2020 07.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Krisis Kerajaan Bisnis Trump Akibat Pandemi Corona
Image: istimewa

Jakarta - Wabah pandemi virus Corona yang terus mengkhawatirkan secara global terus menghantui sektor ekonomi dunia, guys.

Nggak hanya ekonomi secara global tapi juga "ekonomi pribadi" yaa sebut saja seperti kekayaan seorang presiden.

Seperti dilansir Forbes pada Jumat (3/4/2020) bahwa untuk memperkirakan seberapa besar pengaruh coronavirus terhadap kekayaan presiden, mereka melihat perubahan harga saham yang mirip dengan setiap segmen bisnisnya.

Kali ini presiden yang menjadi bahasan utama mereka adalah salah satu presiden terkaya di dunia, Donald Trump. Selama ini kita pun tahu bahwa Trump memiliki "kerajaan" bisnis yang gila-gilaan.

Tapi akibat virus COVID-19 ini, real estat komersial jelas turun, dengan saham beberapa perusahaan, termasuk Boston Properties dan Vornado Realty Trust, jatuh rata-rata 37% dari 1 Maret 2020, hingga 18 Maret 2020.

Penurunan serupa menyeret nilai perusahaan perhotelan, pemilik apartemen dan bisnis golf. Dengan menggunakan penurunan tersebut sebagai panduan, Forbes pun menerapkan diskon ke nomor proronavirus Trump, lalu meninjau perubahannya bersama pakar industri.

Intinya: penilaian kekayaan bersih sebesar $ 2,1 miliar (atau setara Rp 34,5 T) dan turun menjadi $ 1 miliar ( atau setara Rp 16,5 T) dalam waktu kurang dari sebulan. Itu pasti akan berubah lagi, karena setiap indeks berkinerja seperti elektrokardiogram.

1585874961-Screen-Shot-2020-04-03-at-07.04.21.png

Daftar kerajaan bisnis Donald Trump. (Forbes)

"Analisisnya, sama baiknya dengan cara lain yang bisa saya pikirkan," menurut broker real estat New York City Eric Anton.

Pokok dari kerajaan Trump, yang masih dimiliki presiden tetapi putra-putranya Eric dan Don Jr. yang mengoperasikannya setiap hari, tetap terikat dalam kepemilikan real estat komersial.

Sebelum coronavirus merusak segalanya, properti-properti itu bernilai sekitar $ 1,9 miliar (atau setara Rp 31 T) setelah dikurangi utang. Namun, pada 18 Maret 2020, itu turun menjadi sekitar $ 1,2 miliar (atau setara Rp 19,8 T).

Tampaknya, virus corona ini pun seakan menjadi "bencana" baru bagi Trump yang memiliki 125.000 kaki persegi real estat ritel dekat Fifth Avenue di Manhattan, yang merupakan koridor ritel yang ramai.

Dan hari ini semuanya tampak seperti kota hantu virtual, Urbanreaders. Ruang-ruang perkantoran juga tidak tampak seperti investasi yang aman saat ini, terutama jika eksperimen "work from home" Amerika terbukti berhasil.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait