URtech

Lagi, Petinggi Twitter Resign Usai Akuisisi oleh Elon Musk

Shinta Galih, Minggu, 13 November 2022 09.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Lagi, Petinggi Twitter Resign Usai Akuisisi oleh Elon Musk
Image: Kantor Twitter di San Fransisco, AS (Foto: AssociatedPress)

Jakarta - Twitter kembali ditinggal sejumlah petinggi perusahaan usai media sosial tersebut dikuasai Elon Musk. Setelah Sarah Personette (Chief Consumer Officer) dan Dalana Brand (Chief of People and Diversity), kini ada 5 petinggi lagi dikabarkan telah resign dari Twitter.

Pertama kali mengundurkan diri adalah Lea Kissner. Dia menjabat sebagai eksekutif keamanan siber.

"Saya senang telah memiliki kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang yang hebat, dan saya sangat bangga dengan privasi, keamanan, dan tim IT, dan pekerjaan yang telah kami lakukan di Twitter," ujar Lea di akun Twitter pribadinya.

Menyusul kemudian Yoel Roth, Head of Trust and Safety. Sosoknya yang selama ini kerap membela Musk secara mengejutkan mundur dari perusahaan pada hari Kamis pekan ini.

Pimpinan dari tim marketing dan sales, Robin Wheeler, juga dilaporkan cabut dari perusahaan. Namun kemudian, ia mengklarifikasi dirinya masih tetap bertahan di Twitter 

Nama lain yang turut mundur dari Twitter ada Chief Privacy Officer Damien Kieran dan Chief Compliance Officer Marianne Fogarty. Keduanya mengonfirmasi kabar resign dari Twitter lewat akun media sosialnya.

Belum ada informasi alasan para petinggi Twitter yang berasal dari tim privasi dan keamanan ini resign dari perusahaan. Bisa jadi mereka tidak sejalan dengan gagasan Elon Musk, salah satunya soal centang biru.

Diberitakan sebelumnya Elon Musk mengungkap adanya kemungkinan Twitter bangkrut. Pemicunya lantaran perusahaan ditinggal banyak pimpinan yang berpengaruh.

Sementara itu Komisi Perdagangan Federal AS mengatakan bahwa pihaknya sedang mengamati Twitter dengan rasa 'keprihatinan yang mendalam' setelah banyak karyawan eksekutif mengundurkan diri. Sebab pengunduran diri mereka berpotensi membuat Twitter berisiko melanggar perintah peraturan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait