URsport

Liverpool-Man United Kini Bak Langit dan Bumi

Rezki Maulana, Senin, 15 Juni 2020 20.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Liverpool-Man United Kini Bak Langit dan Bumi
Image: Instagram @liverpoolfc

Jakarta - Di era Premier League, Manchester United lebih digdaya ketimbang Liverpool. Tapi, kini roda nasib berputar sehingga The Reds berada di atas The Red Devils.

Kedua rival itu tak perlu diragukan lagi adalah dua tim terbesar di Inggris. Liverpool dan MU sudah mengumpulkan lebih dari 50 trofi sepanjang sejarahnya. Mereka juga mendominasi sepakbola di era berbeda.

Liverpool begitu digdaya di era 70-80an dengan sederet gelar Liga Inggris dan juga trofi Piala Champions. Tapi, begitu memasuki tahun 90-2000an, Man United gantian berjaya di era Sir Alex Ferguson dengan total 13 gelar Premier League.

Alhasil, Liverpool cuma jadi tim terbaik kedua di Inggris dengan 18 gelar Liga Inggris, sementara Man United punya 20 gelar Liga Inggris. Selama ditangani Fergie, MU juga punya banyak pemain top.

Tapi, sepakbola itu soal waktu dan begitu Juergen Klopp masuk, Liverpool gantian mulai menapak naik dengan konsisten berada di empat besar selama lima tahun terakhir. Bahkan musim lalu mereka nyaris jadi juara sebelum berselisih satu poin dengan Manchester City.

Di musim ini, ketika pandemi virus corona menyetop Premier League, Liverpool sudah unggul 25 poin atas City dan cuma butuh dua kemenangan untuk jadi juara. Itu belum termasuk gelar juara Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.

Kini Liverpool tinggal menjaga hasil kerja keras mereka untuk sampai ke posisi saat ini. Bahkan ketika Man United kasak-kusuk mencari pemain top, Liverpool bisa dengan santai membidik targetnya.

"Liverpool ada di posisi yang ditempati Manchester United sebelumnya selama 25 tahun, ketika Anda berada di puncak dan membeli pemain tanpa tekanan untuk bekerja dengan baik di bursa transfer," tutur eks kapten Liverpool Graeme Souness kepada Liverpool Echo.

"United sekarang membeli para pemain yang harus langsung masuk ke tim dan segera memberikan dampak. Lihatlah Fabinho dan Andy Robertson (di Liverpool), mereka tidak langsung masuk ke tim kan," sambungnya.

"Di posisi itulah Anda ingin berada, ketika Anda leluasa memilih pemain mana yang Anda inginkan tapi tidak menempatkan pemain itu di bawah tekanan ekstra untuk langsung tokcer sejak hari pertama."

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait