URnews

Malaysia Lockdown Mulai Hari Ini, Aktivitas Bisnis Berhenti Dua Minggu

Ken Yunita, Rabu, 18 Maret 2020 09.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Malaysia Lockdown Mulai Hari Ini, Aktivitas Bisnis Berhenti Dua Minggu
Image: Nivita Saldyni/Urbanasia

Kuala Lumpur - Hari ini, Rabu (18/3/2020) Malaysia mulai memberlakukan lockdown nasional. Segala kegiatan usaha dan pergerakan keluar masuk negara itu dihentikan selama dua minggu.

Hal itu dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas. Pemerintah Malaysia memilih tidak menggunakan istilah lockdown.

Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin memilih menyebutnya dengan Gerakan Nasional Perintah Pembatasan.

Muhyiddin mengatakan pemerintah telah memutuskan perintah itu berdasarkan Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 dan Undang-Undang Kepolisian 1967.

“Prioritas pemerintah sekarang adalah untuk menghindari penyebaran infeksi baru, yang akan mempengaruhi lebih banyak orang,” ujarnya seperti dikutip Malaymail.

Menurut Yassin, Malaysia memutuskan perlu mengambil tindakan drastis 'pembatasan gerakan' mulai dari 18 Maret hingga 31 Maret,

Dengan kebijakan itu, semua tempat usaha di Malaysia harus ditutup kecuali supermarket dan toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Semua gedung pemerintah dan swasta akan ditutup selama perintah pembatasan berlaku kecuali untuk layanan penting.

Layanan yang dikecualikan adalah listrik, telekomunikasi, transportasi, perbankan, kesehatan, apotek, pelabuhan, bandara, pembersihan dan persediaan makanan.

Muhyiddin mengatakan bahwa perintah kontrol gerakan juga berarti semua orang Malaysia akan dilarang bepergian ke luar negeri.

Juga tidak akan ada turis atau orang asing yang diizinkan masuk ke negara itu.

“Orang Malaysia yang telah kembali dari luar negeri harus melakukan karantina sendiri selama 14 hari," tambahnya.

Selain Malaysia, Singapura juga sudah memberlakukan kebijakan serupa. Namun dilansir ChannelNewsAsia Singapura mengecualikan untuk hubungan darat dengan Malaysia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait