URstyle

Mampu Tunda Kehamilan, Ini Alat Kontrasepsi Paling Populer di Indonesia

Eronika Dwi, Senin, 28 September 2020 15.34 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mampu Tunda Kehamilan, Ini Alat Kontrasepsi Paling Populer di Indonesia
Image: Macam-Macam Kontrasepsi. (istockphoto)

Jakarta - Beberapa pasangan memilih menunda kehamilan pasca menikah karena berbagai alasan tertentu.

Penundaan kehamilan ini bisa dibantu dengan beberapa metode kontrasepsi.

Kontrasepsi merupakan alat, obat, atau prosedur bedah yang berfungsi untuk menunda kehamilan.

Ada beberapa alat kontrasepsi yang bisa dipilih, apa saja? Simak ulasan berikut ini!

1. Kondom

1601280472-Kondom.jpgSumber: Ilustrasi Kondom. (Pixabay)

Ada dua jenis kondom, kondom pada wanita dan kondom pada pria, yang mana keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kondom Wanita

Kondom wanita memiliki bentuk plastik yang menyelubungi vagina. Terdapat cincin plastik yang berfungsi untuk menyesuaikan posisi pada ujung kondom wanita.

Kelebihan dari kondom wanita ini dapat mencegah penularan penyakit seksual, dan mampu menjaga tubuh lebih stabil jika dibandingkan dengan kondom pria.

Namun, kekurangannya, tinggal kegagalan bisa mencapai 21 persen dan hanya dapat digunakan satu kali.

Kondom Pria

Sementara kondom pria, digunakan sebagai penghalang masuknya sperma ke dalam rahim.

Kelebihannya, kondom pria lebih murah dan mudah didapatkan. Banyak dijual belikan di berbagai minimarket.

Sama seperti kondom wanita, yang untuk pria juga mampu mencegah penularan penyakit seksual.

Untuk kekurangannya hampir sama, kondom pria hanya bisa digunakan untuk satu kali pakai.

Meski begitu, tingkat kegagalan kondom pria lebih kecil dari wanita. Kondom pria memiliki tingkat kegagalan mencapai 15 persen.

Nah, yang perlu ditekankan kondom wanita dan kondom pria tidak boleh digunakan secara bersamaan.

2. IUD (Intrauterine Device)

1601280568-IUD.jpgSumber: Ilustrasi IUD. (istockphoto)

IUD berbentuk plastik huruf T yang nantinya diletakkan di dalam rahim agar sperma tidak bisa membuahi sel telur.

IUD memiliki dua jenis utama, yaitu IUD yang terbuat dari bahan tembaga (ParaGard) mempunyai ketahanan hingga 10 tahun, dan IUD yang memiliki kandungan hormon (Mirena) yang mana harus diganti setiap lima tahun sekali.

Kelebihannya, IUD mampu bertahan lama, serta praktis dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.

Namun, IUD membutuhkan biaya yang mahal. Selain itu, ParaGard biasanya menyebabkan siklus haid menjadi terganggu.

3. Pil KB

1601280520-Pil-KB.jpgSumber: Ilustrasi Pil KB. (Pixabay)

Pil KB mempunyai kandungan hormon progesteron dan estrogen yang bisa membantu wanita agar tidak mengalami ovulasi.

Kelebihan Pil KB, yakni memiliki tingkat keberhasilan untuk menunda kehamilan mencapai 92 persen.

Selain itu, Pil KB juga dapat membantu mengurangi nyeri pada saat haid, melancarkan haid, atau menghentikan haid.

Hal itu membuat Pil KB menjadi salah satu alat kontrasepsi yang sering dipilih oleh para wanita.

Meski begitu, bagi wanita yang memiliki riwayat penyakit, seperti kanker payudara, kanker rahim, migran, penyakit jantung, atau penyakit serius lainnya, tidak disarankan mengonsumsi Pil KB.

Pil KB juga memiliki beberapa efek samping, yaitu payudara mengeras, peningkatan tekanan darah, pembekuan darah, dan bercak darah.

Risiko penularan terhadap penyakit menular seksual pun masih sangat besar kemungkinannya jika hanya mengonsumsi Pil KB.

4. Suntik KB

1601280824-ilustrasi-suntikan.jpgSumber: Ilustrasi Jarum Suntik. (Pixabay)

Selain Pil, beberapa wanita juga kerap memilih Suntik KB untuk menunda kehamilan.

Suntik KB ini memiliki dua jenis, yaitu suntikan yang bekerja selama satu bulan dan suntikan yang bekerja selama 3 bulan.

Kelebihan Suntik KB sendiri, yaitu lebih praktis digunakan dan memiliki tingkat keberhasilan mencapai 97 persen.

Namun, Suntik KB memiliki beberapa kekurangan, seperti berikut ini:

1. Membutuhkan biaya yang cukup mahal;
2. Memerlukan kunjungan rutin ke dokter atau ke bidan setiap bulannya untuk jenis Suntik KB satu bulan;
3. Suntik KB memiliki efek samping yang dapat seperti bercak darah;
4. Masih ada risiko terkena penyakit menular seksual;
5. Tidak disarankan untuk wanita yang memiliki riwayat penyakit serius, seperti diabetes sirosis hati, stroke, penyakit jantung, migrain, serta wanita yang ingin siklus haid yang lancar.

5. Tubektomi

1601281823-biomedical-illustration-of-a-tubectomy-stocktrek-images.jpgSumber: Tubektomi. (Stocktrek images)

Tubektomi merupakan salah satu metode permanen untuk mencegah kehamilan atau sterilisasi.

Tubektomi adalah salah satu bentuk kontrasepsi mantap (kontap) dengan cara memotong tuba falopi atau saluran tuba.

Nah, ketika tuba falopi dipotong, maka sel telur tidak dapat masuk ke dalam rahim sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur.

Nantinya, tuba falopi yang sudah dipotong tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula.

Oleh karena itu, Tubektomi hanya direkomendasikan pada wanita dewasa di atas 40 tahun yang benar-benar yakin tidak ingin hamil.

Salah satu keunggulannya, alat KB ini efektif mencegah kanker ovarium.

Namun, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah melakukan Tubektomi, seperti berikut:

1. Gangguan atau cedera pada usus, kantung kemih, dan pembuluh darah utama;
2. Nyeri panggul atau perut yang berkelanjutan;
3. Infeksi pada luka pasca operasi;

Selain itu, Tubektomi juga tidak melindungi seseorang wanita dari penyakit menular seksual.

6. KB implan

1601280545-KB-implan-juga.jpgSumber: KB Implan (Ilustrasi)

KB implan juga cukup banyak pilih wanita karena pemasangannya yang cukup mudah, efektif, tidak repot, dan mampu memberi perlindungan yang cukup lama.

Bisa tahan hingga tiga tahun, efektifitas dalam mencegah kehamilan dengan menggunakan KB implan pun mencapai 99 persen.

Penggunaan KB implan dilakukan dengan memasukkan benda kecil yang mempunyai bentuk seperti batang korek api ke bagian bawah kulit.

KB implan berperan untuk mengeluarkan hormon progesteron yang mampu mencegah terjadinya kehamilan.

Sayangnya, KB implan membutuhkan biaya yang lumayan mahal dan bisa mengganggu siklus haid.

Selain itu, ada kemungkinan terjadinya memar dan bengkak di sekitar area pemasangan saat pertama kali pasang KB implan.

Risiko terkena penyakit menular seksual pun masih bisa jika hanya menggunakan KB implan.

7. Senggama Terputus

1586766312-ilustrasi-seksual-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi seksual. (Pixabay)

Senggama terputus atau coitus interuptus merupakan salah satu kontrasepsi yang non-hormonal.

Senggama terputus dilakukan dengan cara mencabut penis sebelum ejakulasi pada saat berhubungan seksual.

Pada umumnya, cara ini disebut dengan ejakulasi di luar atau 'keluarin di luar'.

Senggama terputus ini perlu dilakukan secara hati-hati dan harus mampu mengatur waktu yang tepat saat melakukan pencabutan sehingga ejakulasi benar-benar terjadi di luar vagina.
 
Senggama terputus dilakukan sebelum mengalami ejakulasi atau saat akan mulai ejakulasi untuk menghindari kehamilan.

Metode ini memiliki tingkat efektif dalam mencegah kehamilan sampai 80 persen.

Kelebihannya, cara ini praktis karena tidak membutuhkan biaya, alat dan kondisi hormon.

Namun, kekurangannya bisa dilakukan dengan tidak tepat waktu, dan tetap berisiko terkena penyakit menular.

8. Spermisida

1601281687-Spermicide.jpgSumber: Spermisida. (healthjade)

Berikutnya ada metode Spermisida untuk mencegah kehamilan.

Spermisida mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau menghambat pergerakannya.

Biasanya, Spermisida diletakkan di dalam vagina dekat leher rahim sebelum berhubungan intim. Alat ini mulai bekerja 15 menit setelah digunakan.

Di pasaran, Spermisida bisa ditemukan dalam bentuk jeli, krim, membran, atau busa.

Spermisida mudah digunakan dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Namun, tingkat efektifitas alat KB ini hanya 29 persen dalam mencegah kehamilan.

Selain itu, metode ini juga tetap memiliki risiko tertular penyakit seksual dan bisa mengakibatkan iritasi pada alat kelamin.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait