URtainment

Masker dan APD Langka, Industri Fashion Beralih Bikin Masker

Kintan Lestari, Kamis, 26 Maret 2020 19.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Masker dan APD Langka, Industri Fashion Beralih Bikin Masker
Image: slate.com

New York - Pandemi corona membuat sejumlah toko tutup dan banyak acara dibatalkan, termasuk fashion show. Karena kondisi tersebut, banyak industri mode yang menganggur.

Karena tidak ada pekerjaan di industri mode, sekarang desainer dan brand-brand mewah semuanya membantu mengatasi kekurangan masker dan peralatan pelindung pribadi lainnya (APD) di beberapa wilayah yang paling terpukul.

Gubernur New York, Andrew Cuomo, meminta bantuan lewat Twitter dan menuliskan "Kami butuh perusahaan yang kreatif untuk memasok perlengkapan penting yang dibutuhkan oleh petugas kesehatan kami."

Cuitannya itu dibalas oleh desainer ternama, diantaranya Christian Siriano, Prabal Gurung, dan Brandon Maxwell, yang menyatakan mereka bersama timnya akan membantu membuat masker dan pakaian pelindung diri.

Perusahaan Los Angeles Apparel menyumbangkan jasa 450 orang tenaga kerjanya untuk memproduksi masker wajah. Begitu juga dengan produsen celemek dan kuliner Hedley & Bennett, mereka sekarang memproduksi masker untuk pekerja garis depan.

Lalu di Eropa, H&M dan Inditex (perusahaan induk Zara) berkomitmen untuk menyesuaikan operasi mereka yang cukup besar ke arah pasokan medis. 

Grup Konglomerat Prancis, Kering, mengumumkan bahwa dua mereknya, Balenciaga dan Yves Saint Laurent, sedang bersiap-siap untuk membuat masker pelindung. Kelompok ini juga telah berkomitmen untuk memperoleh 3 juta masker Cina untuk layanan kesehatan Prancis. Sementara merek terbesarnya, Gucci, menyumbangkan 1,1 juta masker dan 55 ribu pakaian medis ke Italia.

LVMH juga memanfaatkan rantai pasokan globalnya untuk memperoleh 40 juta masker dari Cina selama empat minggu ke depan. Kemudian Prada mengatakan telah memulai produksi 80.000 pakaian medis dan 110.000 masker atas permintaan pihak berwenang di Tuscany.

Tak hanya brand besar saja, perusahaan tekstil Miroglio Grouppekan lalu mengirimkan batch pertama dari 10.000 kapas yang dapat dicuci secara higienis dan masker elastane, yang mereka berikan kepada pekerja darurat, LSM dan jurnalis.

Niatan para brand-brand diatas untuk membantu memasok masker dan alat pelindung diri tentu sangat membantu. Meski demikian hal itu menimbulkan pertanyaan, apakah hasil kreasi mereka akan memenuhi persyaratan medis yang ketat.

Pejabat kesehatan biasanya merekomendasikan penggunaan masker N95 yang dapat menyaring 95% partikel yang ada di udara, meskipun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) sekarang mengatakan bahwa respirator facepiece penyaringan lainnya (FFR) dapat diterima pada saat kekurangan.

Siriano berharap bahwa maskernya akan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), sementara Hedley & Bennett mengatakan bahwa masker mereka dapat digunakan kembali.

"Itu bukan pengganti langsung untuk masker N95 atau masker prosedural, jika digunakan dengan benar, akan membantu mengurangi penularan virus dari orang ke orang melalui tetesan virus," jelas perusahaan Hedley & Bennett seperti dikutip dari CNN.

Terlepas dari efektif atau tidak, mengingat kelangkaan di seluruh dunia masker dan APD dari industri fashion mungkin lebih baik daripada tidak sama sekali. Barang-barang tersebut masih dapat membantu perjuangan melawan Covid-19.

Sementara efektivitas masker dalam mencegah penyebaran penyakit tetap menjadi perdebatan, tapi dengan permintaan yang melonjak di seluruh dunia, adanya pasokan baru dapat membuatnya lebih mudah bagi staf medis atau siapa pun juga untuk mendapatkan peralatan yang mereka butuhkan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait