URstyle

Menelisik Kampung Aloevera, Wisata Tematik Baru di Kota Malang

Nunung Nasikhah, Selasa, 9 Juni 2020 10.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menelisik Kampung Aloevera, Wisata Tematik Baru di Kota Malang
Image: Salah satu hasil olahan aloevera dari Kampung Aloevera. (Humas UMM)

Malang – Setelah sukses menginisasi kampung warna-warni Jodipan (KWJ) di Kelurahan Jodipan, Kota Malang dan kampung tematik lainnya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menciptakan destinasi kampung tematik baru yang diberi nama ‘Kampung Aloevera’.

KWJ sendiri tercipta berkat diinisiasi mahasiswa praktikum Public Relations Program Studi Ilmu Komunikasi UMM.

Nah, kampung tematik aloevera tersebut berada di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Berbeda dengan kampung yang ada sebelumnya, Kampung Aloevera mengusung potensi di Kelurahan Ciptomulyo yakni lidah buaya atau aloevera.

Di dalam kampung aloevera tersebut akan banyak menyuguhkan produk-produk olahan makanan ataupun minuman khas berbahan dasar lidah buaya. Selain itu juga akan ditambahkan ikon-ikon wisata bertema aloevera.

Lurah Ciptomulyo, Hari Dwi Yunianto mengatakan warga kelurahan Ciptomulyo yang menjalankan produksi makanan khas berbahan dasar lidah buaya akan dilengkapi dengan peralatan protokol kesehatan seperti, penggunaan masker, face shield, hingga sarung tangan.

“Hal itu sebagai bentuk agar semua produk baik makanan dan minuman yang dihasilkan aman serta higienis,” ungkap Hari Dwi.

1591670743-PRODUKOLAHAN-(1).jpeg

Roti aloevera merupakan salah satu hasil olahan dari Kampung Aloevera di Kelurahan Ciptomulyo. (Humas UMM)

Dalam waktu dekat, pihaknya juga menyiapkan program lain yaitu pelatihan urban farming di lahan sempit untuk tanaman aloevera dan obat.

Kemudian, berlanjut dengan program lomba antar rukun warga (RW) untuk pengolahan taman sentra dengan tema aloevera guna menciptakan ikon Kelurahan Ciptomulyo sebagai Kampung Aloevera.

Kampung aloevera tersebut diinisiasi oleh Pertamina Fuel Terminal Malang melalui program corporate social responsibility (CSR) bekerja sama dengan dosen Ilmu Komunikasi UMM, Novin Farid Setyo Wibowo, M.Si dan Rahadi, M.Si sebagai pendamping program.

“Sebelumnya, di tahun 2018, kita pernah melakukan riset social mapping (pemetaan sosial) tentang sosial-ekonomi masyarakat di Ciptomulyo,” ungkap pria yang akrab disapa Novin tersebut.

“Dari hasil riset itu kemudian dilihat potensinya. Nah, salah satu potensinya adalah aloevera yang bisa dikembangkan,” imbuhnya.

Untuk mendukung aktivitas produksi di wilayah tersebut, Pertamina Fuel Terminal Malang kemudian memberikan bantuan alat produksi.

Alat ini berupa mesin oven dan juga peralatan pendukung peningkatan produksi usaha makanan dan minuman khas aloevera.

Fuel Terminal Manager Pertamina Malang, Ahmad Zaeni mengatakan, bantuan peralatan produksi ini diharapkan mampu menunjang aktivitas produksi warga di wilayah tersebut dalam memproduksi makanan dan minuman secara optimal.

1591670730-PEMBERIANBANTUANPRODUKSI-(1).jpeg

Pemberian bantuan alat produksi. (Humas UMM)

"Harapannya dengan bantuan peralatan produksi ini dapat digunakan sebagai trigger yang mendorong tumbuhnya kelompok masyarakat produktif dan mampu mandiri menghadapi situasi tak menentu selama dan pasca COVID-19," tutur Ahmad Zaeni.

Selain memberi bantuan alat produksi, UMM juga memberi pelatihan produksi, rebranding produk, dan pemasaran online kepada warga di wilayah tersebut untuk meningkatakan kualitas dan kuantitas produk.

Tak hanya itu, dalam rangka mendukung program Kampung Tangguh di Kota Malang, Pertamina bersama UMM juga melakukan pelatihan relawan gugus tugas COVID-19 di kelurahan tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait