URstyle

Mengenal Badai Sitokin yang Dialami Raditya Oloan Sebelum Meninggal

Anisa Kurniasih, Jumat, 7 Mei 2021 09.51 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Badai Sitokin yang Dialami Raditya Oloan Sebelum Meninggal
Image: Joanna Alexandra dan Raditya Oloan (@joannaalexandra/Instagram)

Jakarta - Kabar duka kembali datang dari selebriti Tanah Air. Raditya Oloan, suami artis Joanna Alexandra, dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021).

Kabar meninggalnya Raditya diketahui pertama kali dari Instagram Stories rekan sesama selebriti, Westny Dj. 

Seperti diketahui pada 10 April lalu, Joanna Alexandra mengabarkan bahwa Raditya Oloan Panggabean tengah mengidap COVID-19. Tak cuma sang suami, anak sulung mereka, Zuriel Paris Jedidiah Panggabean, pun terinfeksi virus corona. Keduanya pun harus menjalani isolasi mandiri di kediaman mereka.

Karena kondisinya tak cukup baik, Raditya sempat dirawat di ICU Wisma Atlet Kemayoran. Setelah beberapa hari dirawat di IMCU Wisma Atlet, Raditya Oloan Panggabean dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Di RSUP Persahabatan, pria yang akrab disapa Radit itu dirawat di ICU.

Dalam pengakuannya, Joanna Alexandra juga sempat menyebut bahwa suaminya itu dinyatakan sebagai pasien COVID-19 dengan komorbid asma. Penyakit itulah yang membuat kondisi Raditya Oloan semakin melemah dan mengalami peradangan yang membuat tubuhnya drop hingga kritis.

Meski sudah dinyatakan negatif COVID-19, kondisi Raditya Oloan Panggabean rupanya drop hingga harus menggunakan ventilator. Alhasil, ia harus kembali dirawat di ICU. Raditya Oloan Panggabean dibuat tertidur atau tak sadarkan diri dan dipasangi ventilator. Ia juga diketahui mengalami badai sitokin.

Melansir berbagai sumber, badai sitokin adalah kondisi respons imun tubuh berlebihan, biasanya dipicu oleh infeksi. Sitokin adalah protein yang mengomunikasikan sinyal-sinyal tubuh untuk merespons infeksi. Jika respons berlebih pada sistem imun, bisa terjadi hyperinflamation.

Hingga kini tidak diketahui penyebab pasti dari badai sitokin. Namun, para ahli menduga, sistem kekebalan sendirilah yang menyebabkan kondisi parah pada sebagian pasien. Sistem kekebalan yang harusnya berfungsi menjaga melawan infeksi, dalam kondisi ini malah membuat kondisi penyakit yang diidap semakin parah.

"Biasanya, sitokin bekerja untuk membantu tubuh kita dalam jumlah sedang. Namun pada kondisi tertentu, di mana jumlahnya menjadi terlalu banyak, sistem kekebalan malah menyebabkan kerusakan pada tubuh pasien," ujar profesor di divisi penyakit menular di University of Cincinnati College of Medicine, Carl Fichtenbaum, MD, dikutip dari Health, Jumat (7/5/2021).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait