URnews

Mengenal Critical Eleven di Dunia Penerbangan, Apa Itu?

Shelly Lisdya, Senin, 11 Januari 2021 10.57 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Critical Eleven di Dunia Penerbangan, Apa Itu?
Image: Ilustrasi kabin pesawat. (Freepik)

Jakarta - Awal 2021, Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar hilangnya pesawat B-737 Sriwijaya Air Flight SJ 182 pada Sabtu, 9 Januari kemarin.

Namun, beberapa jam kemudian, pesawat SJ 182 rute Jakarta - Pontianak jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. 

Banyak orang yang kemudian berspekulasi bahwa penyebab jatuhnya SJ 182 akibat faktor cuaca dan umur pesawat yang sudah tua. Namun, hingga kini semua pihak masih menunggu jawaban dari black box atau kotak hitam SJ 182.

Setelah black box atau kotak hitam ditemukan, diharapkan bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat yang berdasarkan manifes mengangkut 62 orang tersebut.

Di Indonesia sendiri, ada badan yang diberikan kewenangan melakukan investigasi apabila terjadi kecelakaan pesawat terbang, yakni ialah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT kemudian akan segera mengumumkan hasil penyelidikan dalam 2 atau 3 tahap. 

Sementara itu, dari musibah tersebut, SJ 182 hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas. Dalam dunia penerbangan, istilah tersebut dikenal dengan Critical Eleven atau Plus Three Minus Eight. 

Critical eleven sendiri mengacu pada waktu krisis. Dari data, hampir 80 persen kecelakaan pesawat di dunia terjadi pada tiga menit pertama setelah lepas landas atau delapan menit terakhir sebelum mendarat ke Bandara.

Kemudian, dalam masa critical eleven ini, Oleh awak kabin dilarang berkomunikasi dengan pilot atau co-pilot karena mereka harus berkonsentrasi dalam mengontrol pesawat. Awak kabin diperbolehkan berkomunikasi apabila terjadi sesuatu yang darurat.

Dalam masa critical eleven juga, penumpang diwajibkan untuk merekatkan sabuk pengaman, melepaskan sepatu, dilarang tidur atau mendengarkan musik, membuka jendela. Hal ini ditujukan guna mengantisipasi apabila pesawat mengalami musibah.

Dalam banyak kasus, kelangsungan hidup sepenuhnya tergantung pada masing-masing individu dan Sherwood mengatakan bahwa saat naik pesawat, kamu harus mulai menyusun rencana darurat.

Hapalkan di mana pintu keluarnya dan hitung berapa barisnya. Dan mulai berpikir bagaimana kamu akan sampai ke pintu keluar jika lorong diblokir.

Kemudian, apabila pesawat mengalami masalah dan harus melakukan pendaratan darurat, penumpang hanya memiliki waktu 90 detik untuk menyelamatkan diri untuk keluar dari pesawat. Jika tidak, penumpang akan kekurangan oksigen atau bahkan meninggal akibat terlalu banyak menghirup asap.

Apabila pendaratan di atas air, penumpang harus segera keluar dari pintu darurat agar tidak tenggelam ke dalam laut. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait