URtrending

Mengenal Hoarding Disorder, Gangguan Mental yang Hobi Menimbun Barang

Kintan Lestari, Rabu, 27 Januari 2021 13.49 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Hoarding Disorder, Gangguan Mental yang Hobi Menimbun Barang
Image: Penampakan kamar kos yang dipenuhi sampah. (Tangkapan layar TikTok @akuinezaryns)

Jakarta -  Baru-baru ini viral di TikTok video yang memperlihatkan sebuah kamar kos perempuan yang penuh sampah.

Video tersebut diposting pemilik akun TikTok @akuinezaryns. Tampak dari video yang diunggahnya, kamar kos tersebut penuh dengan sampah bekas makanan, seperti styrofoam, bungkus snack, dan botol air minum kemasan.

Pengunggah video juga menyatakan di bagian kamar mandi, banyak terdapat sampah pembalut.

Hasilnya tentu saja kamar kos yang kini sudah tidak ditinggali itu penuh dengan kecoak dan sangat kotor.

Penghuni kamar kos sebelumnya rupanya disinyalir menderita kelainan Hoarding Disorder. Apa sih itu?

Hoarding Disorder adalah penyakit menimbun barang. 'Penderitanya' tidak rela untuk berpisah dengan barang-barangnya, baik harganya mahal, murah, bahkan tidak bernilai.

Maka tak heran barang seperti styrofoam bekas makanan, bungkus snack, dan botol air minum kemasan masih tersimpan di dalam kamar.

Mengutip berbagai sumber, kelainan ini masuk dalam gangguan mental. Dan tingkatannya pun bervariasi, ada yang ringan sampai berat.

Ada beberapa gejala yang menunjukkan apakah seseorang menderita kelainan ini.

- Sulit membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai
- Tersinggung bila barang-barang yang dikumpulkannya dibersihkan
- Terus menambah atau membeli barang dan menyimpannya sehingga mengurangi area beraktivitas di rumah

Adapun alasan mereka menimbun barang-barang tersebut juga, di antaranya:

- Mereka yakin barang-barang ini unik atau akan dibutuhkan di masa depan
- Barang-barang tersebut memiliki makna emosional yang penting - berfungsi sebagai pengingat saat-saat bahagia atau mewakili orang atau hewan peliharaan yang dicintai
- Mereka merasa lebih aman ketika dikelilingi oleh hal-hal yang mereka simpan
- Mereka tidak ingin menyia-nyiakan apapun

Melansir Psychiatry, gangguan menimbun terjadi pada sekitar 2 hingga 6 persen populasi dan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. 

Faktor penyebab gangguan ini belum jelas, namun biasanya terkait dengan gangguan cemas, gangguan obsesif kompulsif, atau depresi.

Orang dengan gangguan menimbun umumnya memiliki masalah terkait seperti keraguan, perfeksionisme, penundaan, disorganisasi dan distraktibilitas.

Beberapa dari penderita gangguan ini sadar dan mengakui kalau dirinya punya masalah dengan jumlah barang yang mereka miliki.

Bagi penderita kelainan hoarding disorder yang ingin 'sembuh' mereka perlu berobat pada profesional. 

Nanti akan dilakukan penilaian melalui skoring The Activities of Daily Living in Hoarding (ADL-H), yang memperlihatkan seberapa besar dampak hoarding disorder terhadap kualitas hidup orang tersebut.

Setelah itu biasanya penderita melalui terapi perilaku kognitif (cognitive behavioural therapy/CBT). 

Terapi ini bertujuan untuk mencoba mengubah pola pikir seseorang sehingga tindakan dan perilakunya pun berubah. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait