URstyle

Mengenal Imunoterapi, Cara Mengobati Kanker Paru Tanpa Kemoterapi

Priscilla Waworuntu, Selasa, 30 Agustus 2022 15.27 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Imunoterapi, Cara Mengobati Kanker Paru Tanpa Kemoterapi
Image: PIXABAY/Alexey_Hulsov

Jakarta - Guys, kabar baik! Pengobatan kanker paru tidak lagi harus menggunakan perawatan melalui kemoterapi.

Ada alternatif pengobatan kanker paru yakni imunoterapi, yang sedang gencar disosialisasikan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan perusahaan farmasi multinasional yang berfokus dalam penelitian dan pengembangan vaksin dan perawatan kanker inovatif, Merck Sharp & Dohme (MSD). 

Sejak dulu, penyakit kanker ini cukup sulit untuk disembuhkan, sekalipun bisa disembuhkan rata-rata masih sangat mengandalkan kemoterapi yang mana pengobatannya pun memiliki dampak negatif bagi penderita kanker. 

Menurut RISKESDAS 2018, angka kejadian kanker (prevalensi) di Indonesia meningkat kurang lebih 30 persen sejak tahun 2013 hingga 2018, sementara 58 persen prevalensi berada di kota-kota besar. 

85 persen sampai 95 persen kanker paru adalah dari jenis 'kanker paru-paru bukan sel kecil' atau disebut juga dengan kanker sel gandum, terdiri atas 10 persen hingga 15 persen dari seluruh jenis  kanker paru dengan sifat cenderung menyebar dengan cepat. 

“Kanker paru adalah jenis kanker yang kejadiannya paling tinggi pada laki-laki di Indonesia," kata Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono dalam webinar media YKI x MSD, Selasa (30/8/2022). 

Hal tersebut, kata Prof Aru, bisa terjadi karena 95 persen penderita kanker paru disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup, serta kebiasaan merokok. Untuk diketahui, Indonesia menempati posisi nomor satu dalam jumlah perokok laki-laki dewasa di dunia, serta polusi sekitar yang tinggi. 

Selain itu, Prof Aru juga menjelaskan bahwa gejala pada kanker paru seringkali tidak nampak pada stadium awal. Data saat ini menunjukkan bahwa 60 persen pasien kanker paru datang dalam stadium lanjut, sebab seringkali kanker paru memiliki gejala yang serupa dengan penyakit umum lainnya seperti TBC, dengan demikian penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko, gejala, dan perawatan yang tersedia termasuk perawatan inovatif terkini sebagai harapan baru bagi pengobatan kanker paru.

Dalam webinar media YKI x MSD bertajuk 'Imunoterapi: Harapan Baru Pasien Kanker Paru di Indonesia', Dr. Andhika menjelaskan bahwa 90 persen dari kasus kanker paru pada pria dan 80 persen pada perempuan datang dari sejarah merokok atau perokok pasif

Nah selain itu menurut data GLOBOCAN 2020 menunjukkan bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian kanker tertinggi di Indonesia dengan 84 orang meninggal dan 95 kasus baru terdiagnosa setiap harinya.

“Sebagai pengetahuan dasar, masyarakat perlu memperhatikan gejala awal kanker paru untuk mendapatkan diagnosis yang cepat sebagai dasar pemberian pengobatan yang tepat. Jika kanker paru ditemui pada stadium awal, harapan hidup pasien lima tahunan akan lebih tinggi,” kata Dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi medik.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait