URstyle

Diklaim Sebabkan Kanker, Bedak Bayi Johnson Setop Diproduksi Mulai 2023

Kintan Lestari, Minggu, 14 Agustus 2022 09.39 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Diklaim Sebabkan Kanker, Bedak Bayi Johnson Setop Diproduksi Mulai 2023
Image: Ilustrasi bedak bayi. (Freepik/ropisme)

Jakarta - Perusahaan farmasi Johnson & Johnson akan berhenti memproduksi dan menjual bedak bayi berbahan dasar talc secara global mulai tahun 2023. Hal itu dikarenakan tuduhan bahwa bedak bayi dari perusahaan tersebut dapat menyebabkan kanker.

Perusahaan tersebut sudah sejak dua tahun lalu menghentikan produksi bedak bayinya di Amerika Serikat dan Kanada setelah menghadapi ribuan tuntutan hukum konsumen yang diajukan terhadap perusahaan yang menuduh bahwa bedak tersebut mengandung asbes, tepatnya karsinogen. 

Meski pihak perusahaan membantah tuduhan dengan mengatakan pengujian ilmiah dan persetujuan peraturan selama beberapa dekade telah menunjukkan bahwa bedaknya aman dan bebas asbes. Paparan asbes telah dikaitkan dengan kanker paru-paru, tetapi masih jadi perdebatan apakah bahan tersebut dapat menyebabkan kanker ovarium.

Akan tetapi pada tahun 2016, Johnson & Johnson telah kalah dalam kasus pengadilan yang melibatkan klaim bahwa bedak talc miliknya menyebabkan kanker ovarium. Pihak perusahaan diminta membayar ganti rugi pada keluarga korban yang meninggal karena kanker ovarium akibat produk dari perusahaan.

Lalu setelahnya semakin banyak konsumen, sekitar 38.000 konsumen, yang menuntut agar bedak bayi berbasis talc ditarik dari pasar lokal maupun internasional. Banyaknya tuntutan yang dihadapi akhirnya membuat Johnson & Johnson mengambil keputusan berdasarkan keputusan komersial untuk berhenti memproduksi bedak bayi talc mereka secara global dan menggantinya ke bedak bayi berbasis tepung jagung (cornstarch).

“Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbasis tepung jagung,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (11/8/2022).

Dalam keterangan resminya juga, Johnson & Johnson juga tetap pada pendiriannya bahwa produk bedak berbasis talc miliknya aman dan tidak mengandung asbes.

"Posisi kami pada keamanan bedak kosmetik kami tetap tidak berubah. Kami berdiri kokoh di belakang analisis ilmiah independen selama puluhan tahun oleh para ahli medis di seluruh dunia yang menegaskan bahwa JOHNSON'S® Baby Powder berbahan dasar talk aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker," lanjut keterangan tersebut.

Meski sebelumnya perusahaan membantah produknya mengandung asbes, tetapi investigasi kantor berita Reuters pada tahun 2018 menemukan bahwa J&J telah mengetahui adanya sejumlah kecil asbes dalam produknya sejak tahun 1971. Laporan itu juga mengatakan bahwa perusahaan telah menugaskan dan membayar untuk studi yang dilakukan pada waralaba Baby Powder dan menyewa seorang penulis untuk menyusun ulang artikel yang mempresentasikan temuan tersebut dalam sebuah jurnal.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait