URstyle

Mengungkap Alasan Tren ‘Ngopi’ di Kalangan Milenial

Rasya Azzahra, Jumat, 1 April 2022 20.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengungkap Alasan Tren ‘Ngopi’ di Kalangan Milenial
Image: Ilustrasi minum kopi (Freepik/tiarachardz)

Jakarta – Tidak hanya sekadar minuman, kopi adalah budaya, tradisi, tren dan gaya hidup yang sekarang dikonsumsi semua lapisan masyarakat. Terlebih sejak era media sosial. Generasi milenial mengarahkan kopi ke strata yang lebih bergengsi.

Dahulu, kopi biasa ditemukan di warung-warung sederhana. Kini kopi juga lazim dinikmati di tempat-tempat berdekorasi estetik dengan harga premium, sehingga frekuensi untuk datang ke kedai kopi semakin meningkat.

Nah, apa sih alasan tren ‘ngopi’ bisa menjamur di kalangan milenial?

Owner Toko Kopi Tuku, Andanu Prasetyo mengatakan rata-rata alasan milenial datang ke kedai kopi adalah untuk melakukan interaksi atau istilahnya ‘ngobrol-ngobrol’ di tempat yang instagramable dan memiliki suatu ceritanya sendiri.

“Jadi dia duduk di mana dan terlihat seperti apa. Maka, mau tempatnya kecil atau engga, selama itu lagi hits, ada ceritanya, matters buat golongan milenial, mereka pasti akan hadir atau dateng ngopi,” ungkap Tyo dalam live Instagram bersama Urbanasia, pada Jumat (1/4/2022).

Selaras dengan Tyo, Pakar Kopi Indonesia Adi Wicaksono mengatakan, pada dasarnya orang Indonesia senang sekali untuk mengobrol, suka berkumpul. Sementara untuk era saat ini, milenial ingin mempublikasikan dirinya di sebuah tempat cantik lalu diunggah di media sosial.

“Generasi sekarang itu visual banget, mereka bener-bener hidup dari apa yang dilihat. Apalagi kalau produknya terjangkau, mereka akan lebih sering lagi,” ujar Adi.

Selain itu, Adi juga menjelaskan tren ‘ngopi’ tersebut memberikan berbagai dampak. Di satu sisi bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sisi lainnya profesi seperti barista juga semakin dikenal dan bahkan menjadi profesi idaman anak-anak milenial jaman sekarang.

“Selain itu, orang merasa ketika di kedai kopi bisa berdiskusi, bekerja, atau bahkan menjadi ide untuk membuat bisnis kopi. Jadi bisa dibilang tren ini memfasilitasi banyak kegiatan,” tambah Adi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait