URnews

Menilik Sejarah Singkat Hari Pers Nasional 9 Februari

Anisa Kurniasih, Selasa, 9 Februari 2021 12.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menilik Sejarah Singkat Hari Pers Nasional 9 Februari
Image: Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 yang diselenggarakan di Jakarta (Pemprov DKI Jakarta/YouTube)

Jakarta - Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari tepat pada hari ini. Di tahun 2021, HPN mengambil tema besar “Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers sebagai Akselerator Perubahan”.

Nah, DKI Jakarta pun terpilih menjadi tuan rumah peringatan HPN yang semula akan dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Perhelatan HPN 2021 juga di siarkan secara daring di situs resmi Pemprov DKI Jakarta.

Lalu, bagaimana sih  perjalanan pers di Indonesia sehingga Hari Pers Nasional bisa diperingati setiap tahun? Yuk, simak sejarahnya!

Hari Pers Nasional awalnya diselenggarakan untuk merayakan hari jadi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari. Peringatan HPN  ini berdasarkan keputusan presiden RI Nomor 5 Tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985. 

Mengutip laman PWI, terbentuknya organisasi itu berawal dari pertemuan para wartawan dari seluruh Indonesia, yang berkumpul di balai pertemuan Sono Suko, Surakarta, pada 9-10 Februari 1946. 

Dalam pertemuan itu, para pemimpin surat kabar, majalah, dan wartawan yang hadir menyepakati terbentuknya organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan Indonesia. 

Ketua pertama PWI adalah Mr Sumanang Surjowinoto, dengan sekretaris Sudarjo Tjokrosisworo. Selain memilih ketua dan sekretaris, pertemuan itu juga menyepakati komisi PWI yang beranggotakan: Sjamsuddin Sutan Makmur (Harian Rakjat, Jakarta) B. M. Diah (Merdeka, Jakarta) Abdul Rachmat Nasution (Kantor Berita Antara, Jakarta) Ronggodanukusumo (Suara Rakjat, Modjokerto) Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya) Bambang Suprapto (Penghela Rakjat, Magelang) Sudjono (Berdjuang, Malang) Suprijo Djojosupadmo (Kedaulatan Rakjat, Yogyakarta).

ilustrasi-jurnalis-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi para pekerja Jurnalis. (Pixabay)

Nama-nama tersebut kemudian diserahi tugasi untuk merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan persuratkabaran nasional pada waktu itu. Mereka juga mengupayakan adanya koordinasi antara ratusan surat kabar dan majalah ke dalam satu barisan pers nasional, dengan satu tujuan bersama. 

Tujuan tersebut adalah menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda dan mengobarkan nyala revolusi dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan. Selain juga menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.

Mengingat pentingnya sejarah pers di Indonesia, maka pada tanggal 23 Januari 1985, Presiden Soeharto menetapkan bahwa tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional. Pada saat itu, Presiden Soeharto menyatakan bahwa pers nasional Indonesia memiliki sejarah buat memperjuangkan serta memiliki peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan sebagai pengalaman pancasila.

Setelah pernyataan pada tanggal 23 Januari tersebut, Dewan Pers pun menetapkan Hari Pers Nasional dilakukan setiap tahun, dilaksanakan bergantian di tiap ibu kota provinsi Indonesia.

FYI, HPN ini pada saat itu dilaksanakan bersama antara pers, masyarakat, dan pemerintah. HPN ditetapkan sesuai Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985, termasuk juga dalam salah satu butir keputusan kongres ke-28 PWI. 

Selepas itu, saat sidang ke 21 Dewan Pers di Bandung 19 Februari 1981, mereka pun menyetujui dan menyampaikan langsung pada pemerintah untuk menetapkan penyelenggaraan HPN. Tanggal 9 Februari pun dipilih karena tanggal ini bertepatan dengan hari jadi PWI yang sudah dibentuk sejak 1946.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait