URnews

Menteri ESDM: Kita Bakar Rp 1,2 Triliun Tiap Hari untuk BBM Sepeda Motor

Nivita Saldyni, Jumat, 2 September 2022 13.57 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menteri ESDM: Kita Bakar Rp 1,2 Triliun Tiap Hari untuk BBM Sepeda Motor
Image: Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Dok. Humas Kementerian ESDM).

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut setiap harinya Indonesia membakar sekitar US$ 80 juta atau setara Rp 1,2 triliun hanya untuk konsumsi BBM sepeda motor.

Hal itu disampaikannya usai mengikuti parade motor listrik pada Energy Transitions Working Group (ETWG) di Central Parkir ITDC, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (1/9/2022).

“Di Indonesia saat ini ada 120 juta sepeda motor. Kalau kita hitung 1 liter BBM per sepeda motor per hari maka kita membakar 800.000 barel minyak. Jadi kalau harga minyak sekarang US$ 100 per barel maka kita sudah membakar US$ 80 juta atau setara Rp 1,2 triliun uang yang kita bakar untuk bahan bakar,” ujar Arifin.

Terlebih saat ini, sambung Arifin, pemerintah masih harus melakukan impor minyak mentah dan BBM demi mencukupi kebutuhan dalam negeri. Mengingat, sumber minyak di Indonesia sudah tua dan produksinya sudah turun.

Untuk itu Arifin mengungkapkan pihaknya tengah mengupayakan produsen di dalam negeri untuk menggenjot produksi minyaknya yang membutuhkan waktu sekitar 7-10 tahun, mulai dari penemuan hingga produksi.

“Jadi kalau pertumbuhan sepeda motor 6 juta hingga 8 juta unit per tahun, bisa dibayangkan berapa besar anggaran yang dikeluarkan dalam 10 tahun mendatang untuk memenuhi kebutuhan BBM-nya,” tambahnya.

Menurutnya hal ini bisa diatasi dengan pengalihan kendaraan roda dua yang menggunakan BBM dikonversikan jadi kendaraan listrik. Alasannya karena selain terciptanya lingkungan yang lebih bersih, penggunaan kendaraan listrik juga bisa menumbuhkan industri baru, dan yang terpenting akan memberikan penghematan yang besar terhadap konsumsi BBM.

Sebelumnya pemerintah dikabarkan bakal menaikkan harga BBM subsidi, khususnya jenis Solar dan Pertalite, karena beban anggaran subsidi dan kompensasi yang mencapai Rp 502,4 triliun diprediksi bakal membengkak jika konsumsi terus meningkat. Namun hingga Kamis (1/9/2022) kenaikan harga dua jenis BBM bersubsidi itu belum terjadi.

Presiden Jokowi pun menyatakan pemerintah belum membuat keputusan. Saat ini, kata Jokowi, pemerintah masih menghitung dengan teliti soal harga BBM bersubsidi.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," pungkas Jokowi di Mimika, Papua pada Kamis.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait