URstyle

Miliki Cita Rasa Unik, Kopi Lokal Malang Selatan ‘Di-upgrade’

Nunung Nasikhah, Jumat, 24 Juli 2020 14.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Miliki Cita Rasa Unik, Kopi Lokal Malang Selatan ‘Di-upgrade’
Image: Kopi lokal Malang. (Dok. Humas UMM)

Malang – Sebuah desa di wilayah Malang selatan bernama Argotirto memiliki komoditas unggulan berupa kopi robusta. Bahkan, desa Argotirto ini digadang-gadang merupakan salah satu penghasil komoditas kopi robusta terbesar di Malang.

Sayangnya, harga biji kopi (green bean) dari wilayah tersebut cenderung fluktuatif dan diperparah dengan adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan harganya anjlok.

Berawal dari keresahan tersebut, tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang terdiri dari Novi Puji Lestari, Fika Fitriasari, Mochamad Rofik dan Wofi Toyibatul Chusnah merasa terpanggil untuk melakukan inovasi.

Untuk meningkatkan harga jual green bean di tingkat petani, khususnya di Desa Argotirto yang berlokasi di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang tersebut, tim pengabdian UMM tersebut memulai dengan melakukan edukasi mengenai biji kopi.

“Kami melihat bahwa Robusta Argotirto memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan kopi robusta di daerah lain,” ungkap salah seorang anggota, Mochamad Rofik.

“Namun, rasa tersebut belum benar-benar tereksplorasi karena proses pemilahan dan roasting yang kurang tepat. Oleh sebab itu, kami memulai dari edukasi sorting process,” imbuhnya.  

Untuk memberikan edukasi mengenai proses menyortir kopi yang benar, Rofik dan tim memutuskan bekerjasama dengan roaster berpengalaman untuk semakin menguatkan cita rasa Kopi Argotirto.

“Setelah proses sortir, kami mengirim biji kopi pilihan ke roaster terbaik,” ungkap pria yang juga merupakan dosen pengampu mata kuliah Matematika Ekonomi dan Statistika Bisnis tersebut.

Sementara itu, anggota tim pengabdian UMM lainnya, Novi Puji Lestari mengungkapkan bahwa selain kualitas cita rasa, brand dan packaging merupakan faktor penting dalam keberhasilan pemasaran.

Untuk itu, ia dan tim juga memberi edukasi mengenai strategi membuat branding dan kemasan yang menarik bagi konsumen.

“Setelah kami memastikan memiliki kopi dan proses yang baik, kami mengerjakan aspek branding dan packaging,” ujar Novi.

Novi juga bercerita bahwa dari Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan dengan beberapa pakar dan petani, akhirnya mereka mengembangkan brand bernama “Argotirto” dan “Aksara”.

“Pada prinsipnya kandungan Argotirto dan Aksara sama akan tetapi Argotirto memiliki 10-12% kandungan peaberry yang berdasarkan beberapa referensi memiliki kafein yang lebih tinggi,” ungkap perempuan yang juga merupakan dosen Manajemen Keuangan tersebut.

Selain Rofik dan Novi, anggota tim pengabdian UMM yang lain yakni Fika Fitriasari dan Wofi bertanggung jawab untuk mengembangkan jejaring pemasaran produk kopi lokal Malang tersebut.

“Saat ini kami sudah memiliki beberapa agen, reseller dan juga dropshipper serta beberapa minimarket lokal,” ungkap Wofi yang tercatat masih aktif sebagai mahasiswi Kesejahteraan Sosial FISIP UMM.

Ia menambahkan bahwa proses pengembangan jejaring pemasaran juga terus dilakukan untuk terus meningkatkan omset.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait