URtrending

Miris! Komodo Berhadapan dengan Truk di Proyek Jurassic Park NTT

Nivita Saldyni, Minggu, 25 Oktober 2020 14.41 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Miris! Komodo Berhadapan dengan Truk di Proyek Jurassic Park NTT
Image: Seekor komodo berhadapan dengan sebuah truk di lokasi pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Sumber: Instagram @gregoriusafioma

Rinca - Netizen dibuat sakit hati melihat pemandangan tak biasa di salah satu pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca baru-baru ini. Sebuah foto viral menunjukkan, seekor Komodo berada di depan truk yang tengah mengerjakan proyek Jurassic Park di kawasan tersebut.

Foto yang diposting oleh akun Instagram @gregoriusafioma pada Sabtu (24/10/2020) lalu itu pun semakin membuat netizen murka. Apalagi, salah satu bagian dari proyek pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu terus berjalan di tengah pandemi COVID-19.

"Dapat kiriman foto tentang situasi pembangunan 'jurassic park' ini dr seorang teman.⁣ Komodo 'hadang' truck pembangunan Jurassic Park di Rinca," tulis Gregorius di akun Instagramnya, seerti dilihat Urbanasia, Minggu (25/10/2020).

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Dapat kiriman foto tentang situasi pembangunan “jurassic park” ini dr seorang teman.⁣ Komodo “hadang” Truck pembangunan Jurassic Park di Rinca. ⁣ ⁣ Ini benar-benar “gila”, tak pernah dibayangkan sebelumnya bisa terjadi. ⁣ ⁣ Truk masuk ke dalam kawasan konservasi yang dijaga ketat selama puluhan tahun dan telah secara sistematik meminggirkan masyarakat dari akses terhadap pembangunan yg layak demi konservasi. ⁣ ⁣ Ini barangkali truk pertama yang masuk ke dalam kawasan konservasi komodo sejak komodo menjadi perhatian dunia tahun 1912.⁣ ⁣ Dengan santuy, orang menyaksikan dari atas truk, tanpa mereka menyadari bahwa kawasan ini telah melewati sejarah yang sangat panjang dan melibatkan narasi-narasi pengorbanan dari berbagai pihak. ⁣ ⁣ Semua cara untuk menentang rencana ini sudah dilakukan dan dilakukan secara terhomat sebagaimana pemuja rejim ini kehendaki baik di jalanan maupun di kantor-kantor pemerintahan, namun nyatanya memang tidak didengarkan. ⁣ ⁣ Pembangunan ini berawal dari kunjungan presiden Jokowi pada Juli 2019. Dalam kunjungan itu, ia mengumumkan rencana pembangunan tersebut. KLHK yang menjadi pengelolah TNK, hanya “nurut” saja kemauan presiden. ⁣ ⁣ Padahal tahun sebelumnya, beramai-ramai orang membongkar pengaplingan PT. Segara Komodo Lestari, milik David Makes (adiknya, Josua Makes, pemilik plataran komodo) di kawasan yang sama dan KLHK berkomitmen meninjau kembali ijin pembangunan dalam kawasan. ⁣ ⁣ Saya sendiri skeptis apakah pembangunan ini benar-benar suatu keputusan yang terencana atau rencana yang impulsif karena momentum saja. Jokowi sendiri mungkin tak banyak paham tentang konservasi komodo jika hanya mengandalkan satu-dua kali kunjungan saja. ⁣ ⁣ Dalam kunjungan kedua itu, kita mudah melihat siapa yang memfasilitasi Jokowi saat itu (bdk, kapal, tempat nginap, dan orang-orang yang mendampingi). ⁣ Presiden yang terobsesi dengan investasi apalagi yg menjual “kesejahteraan” masyarakat, tentu sangat antusias dg rencana itu. Padahal konsekuensinya banyak.⁣ ⁣ Melihat foto ini, dalih zona pemanfaatan hanyalah alibi semata. tahapan proses pembangunan ini saja, sdh jelas mengabaikan prinsip konservasi, apalagi bangunan dan model pengelolaan.

A post shared by gregorius afioma (@gregoriusafioma) on

"Ini benar-benar 'gila', tak pernah dibayangkan sebelumnya bisa terjadi. ⁣Truk masuk ke dalam kawasan konservasi yang dijaga ketat selama puluhan tahun dan telah secara sistematik meminggirkan masyarakat dari akses terhadap pembangunan yg layak demi konservasi," imbuhnya.

Menurut Gregorius, peristiwa ini sungguh memilukan dan tak pernah terbayangkan.  

"Ini barangkali truk pertama yang masuk ke dalam kawasan konservasi komodo sejak komodo menjadi perhatian dunia tahun 1912. Dengan santuy, orang menyaksikan dari atas truk, tanpa mereka menyadari bahwa kawasan ini telah melewati sejarah yang sangat panjang dan melibatkan narasi-narasi pengorbanan dari berbagai pihak," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat setempat yang tak setuju adanya pembangunan ini telah berusaha melakukan berbagai cara. Namun ternyata pembangunan terus berlanjut.
 
"Semua cara untuk menentang rencana ini sudah dilakukan dan dilakukan secara terhomat sebagaimana pemuja rejim ini kehendaki baik di jalanan maupun di kantor-kantor pemerintahan, namun nyatanya memang tidak didengarkan," terangnya.

Pembangunan ini sendiri, kata Gregorius, bermula dari dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Taman Nasional Komodo pada Juli 2019. Pada kunjungannya itu, Presiden Jokowi mengumumkan rencana pembangunan Pariwisata Super Prioritas di Kabupaten Manggarai Barat itu, guys.

"Padahal tahun sebelumnya, beramai-ramai orang membongkar pengaplingan PT. Segara Komodo Lestari, milik David Makes (adiknya, Josua Makes, pemilik plataran komodo) di kawasan yang sama dan KLHK berkomitmen meninjau kembali ijin pembangunan dalam kawasan," jelasnya.

"Saya sendiri skeptis apakah pembangunan ini benar-benar suatu keputusan yang terencana atau rencana yang impulsif karena momentum saja. Jokowi sendiri mungkin tak banyak paham tentang konservasi komodo jika hanya mengandalkan satu-dua kali kunjungan saja. ⁣Dalam kunjungan kedua itu, kita mudah melihat siapa yang memfasilitasi Jokowi saat itu (bdk, kapal, tempat nginap, dan orang-orang yang mendampingi). ⁣ Presiden yang terobsesi dengan investasi apalagi yg menjual 'kesejahteraan' masyarakat, tentu sangat antusias dg rencana itu. Padahal konsekuensinya banyak," lanjut Gregorius.

Menurutnya, pembangunan ini jelas mengabaikan prinsip konervasi. 

"Melihat foto ini, dalih zona pemanfaatan hanyalah alibi semata. Tahapan proses pembangunan ini saja, sdh jelas mengabaikan prinsip konservasi, apalagi bangunan dan model pengelolaan," tutupnya.

Hingga berita ini ditulis, telah ada 133 ribu lebih netizen yang menyukai postingan tersebut. Bahkan postingan Gregorius itu kini dibanjiri ribuan komentar netizen yang merasa sedih dan kecewa melihat situasi pembangunan tersebut.

"Miris banget, Taman Nasional yang harusnya dijaga keasliannya, malah dibangun, melanggar prinsip konservasi," komentar salah satu netizen.

"Please lah.. jangan rusak rumah asli komodo demi jurassic park (uang) semata," komentar lainnya. 

"My heart is broken to see this. Dear government, kalian bener2 cm mementingkan ekonomi tp alam ga dipikirin," tulis lainnya di kolom komentar.


Gimana nih kalau menurut Urbanreaders?

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait