URnews

MUI Jateng Perbolehkan Salat Idul Adha Berjamaah, Ini Syaratnya!

Nunung Nasikhah, Kamis, 16 Juli 2020 19.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
MUI Jateng Perbolehkan Salat Idul Adha Berjamaah, Ini Syaratnya!
Image: Ilustrasi salat di masjid. (ANTARA)

Semarang – Meski masih dalam kondisi darurat pandemi coronavirus disease (COVID-19), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah membolehkan masyarakat melaksanakan Shalat Idul Adha 1441 Hijriah secara berjamaah.

Namun, pihak MUI Jateng memberikan syarat khusus yakni dengan tetap menerapkan protokol kesehatan serta membatasi jumlah jamaah.

"Jumlah jamaahnya harus dibatasi, serta mutlak menerapkan protokol kesehatan," kata Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji di Semarang, seperti dikutip dari Antara (16/7/2020).

KH Darodji mencontoh, di Masjid Raya Baiturrahman, Kota Semarang yang memiliki kapasitas sampai 3.000 orang lebih, hanya diperbolehkan untuk diisi sekitar 750 orang saja. Hal tersebut juga berlaku untuk Masjid Agung Jawa Tengah dan masjid lainnya.

Selain itu, KH Darodji menegaskan, jamaah yang mengikuti salat Idul Adha di masjid haruslah warga yang tinggal di sekitarnya.

Ia mengatakan, diperbolehkannya salat Idul Adha secara berjamaah tersebut saat pandemi COVID-19 itu untuk memenuhi keinginan umat muslim.

"Kemungkinan yang diizinkan adalah masjid-masjid, bahkan kemungkinan membuka kesempatan pada musala-musala untuk menyelenggarakan karena orang ingin salat (berjemaah)," ungkapnya.

Meski diperbolehkan, MUI Jateng melarang pelaksanaan salat Idul Adha di tempat terbuka seperti lapangan. Alasannya, menurut KH Darodji, karena penerapan protokol kesehatan akan sulit dilakukan.

"Insyaallah tidak disarankan di lapangan-lapangan karena itu akan sulit membuat protokol kesehatan maupun jaga jaraknya," tegasnya.

Di samping itu, ia berharap, sebelum digunakan untuk salat Idul Adha, masjid maupun musala lebih dulu disterilisasi dengan cara disemprot cairan disinfektan.

"Bahkan kalau masjid kita harapkan sebelumnya didisinfektan dulu. Tidak boleh ada karpet di situ, semua bawa sajadah sendiri,” ujarnya.

“Dan diharapkan sudah siap wudhu, meskipun di tempat (masjid atau musala) ada (tempat) wudhu, cuci tangan, dan sebagainya itu," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait