URnews

Muncul Klaster Libur Panjang, Ini Pesan Epidemiolog UGM untuk Pengelola dan Wisatawan

Nivita Saldyni, Jumat, 4 September 2020 13.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Muncul Klaster Libur Panjang, Ini Pesan Epidemiolog UGM untuk Pengelola dan Wisatawan
Image: Pasar Kampoeng Osing Banyuwangi terapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. (Humas Pemkab Banyuwangi)

Yogyakarta - Libur panjang yang terjadi beberapa waktu lalu disebut-sebut sebagai klaster baru penyebaran virus corona. Bahkan telah terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 saat libur panjang pada Agustus lalu.

Menanggapi hal ini, epidemiolog UGM, dr. Citra Indriani, MPH., mengatakan bertambahnya jumlah kasus positif ini merupakan konsekuensi dari penerapan adaptasi kebiasaan baru.

"Jumlah kasus meningkat adalah konsekuensi dari kita memulai adaptasi kebiasaan baru. Orang mulai berkegiatan lagi dan tidak semua orang patuh protokol kesehatan setiap waktu," kata Citra lewat keterangan resminya, Jumat (4/9/2020).

Oleh karena itu menurutnya, yang perlu diantisipasi adalah dampak yang ditimbulkan new normal agar bisa menekan kecepatan penularan.

Nah, ada satu strategi dari Citra untuk menekan jumlah penularan dan bertambahnya kasus COVID-19 dari klaster libur panjang nih. Menurutnya, standar operasional prosedur (SOP) harus dikembangkan oleh pemerintah dan para pengelola objek wisata agar kecepatan penularan bisa ditangani.

"Strategi saat ini adalah mengurangi kecepatan laju penularan, bukan untuk menghentikannya," pungkasnya.

"Bagi pengunjung wisata tetap melakukan protokol kesehatan dengan menjaga jarak meski situasi ramai pengunjung. Bila ramai, maka dengan sadar diri untuk tunggu dulu," lanjut Citra.

Kesadaran diri para pengunjung ini juga jadi kunci penting loh. Sebab dengan begitu, kita juga ikut melindungi orang di sekitar kita.

Sedangkan tugas pemerintah dan pengelola adalah untuk mengawasi dan menjaga agar protokol kesehatan dilaksanakan dan berjalan dengan semestinya. Hal ini menurut Citra adalah konsekuensi dari pembukaan kembali objek wisata di tengah pandemi COVID-19.

"Sebagai contoh ada salah satu pemda yang mengijinkan EO (event organizer) untuk mengadakan pertemuan dan bila teridentifikasi ada klaster covid akibat event tersebut, maka pembiayaan akan dibebankan kepada penyelenggara," kata Citra memberikan contoh kasus.

Ia pun mengaku bahwa tidak mudah mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, seperti halnya memakai masker yang dianggap bisa mencegah penularan makin meluas. Namun ia berharap Urbanreaders bisa tetap menjalankannya sembari menunggu kabar baik hadirnya vaksin COVID-19.

"Dikarenakan vaksin belum ada saat ini, masih menunggu hasil uji klinis, jika lancar masih sekitar awal 2021. Jadi, saat ini pelaksanaan protokol kesehatan yang bisa mengendalikan transmisi," tutupnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait