URedu

Nadiem: Tugas Administratif Masih Jadi Tantangan di Era Teknologi

Shelly Lisdya, Kamis, 20 Mei 2021 11.38 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Nadiem: Tugas Administratif Masih Jadi Tantangan di Era Teknologi
Image: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. (Dok: Kemdikbud)

Jakarta - Kendati teknologi kini makin berkembang pesat, namun ternyata masih ada tantangan besar yang dirasakan oleh guru dan tenaga kependidikan.

Tantangan tersebut adalah tugas-tugas administratif yang masih manual dan tidak semuanya dapat mengakses internet maupun teknologi. 

Dengan demikian, konsekuensi yang didapat adalah para guru dan tenaga kependidikan tidak bisa memberikan layanan pendidikan yang memprioritaskan kebutuhan pelajar.

“Dalam ini, teknologi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas kerja administratif, sehingga guru dan kepala sekolah bisa fokus perhatian dan tenaganya memenuhi kebutuhan pelajar, terutama personalize learning agar anak dapat berkembang sesuai minat dan kemampuan,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam sambutannya ketika peluncuran program Literasi Digital Nasional, Kamis (20/5/2021).

Tantangan selanjutnya, dikatakan Nadiem adalah kecakapan digital. Di mana masyarakat atau pelajar tidak hanya kemampuan menggunakan gawai, tetapi juga cerdas dan bijak dalam penggunaannya.

“Ini wajib pendekatan-pendekatan strategis yang dapat mendekatkan literasi digital, khususnya bagi generasi muda yang belum punya benteng kuat untuk menangkal pengaruh buruk dari tekonologi,” ungkap Nadiem.

Dari sisi positif, selama pandemi COVID-19 ini, teknologi mulai dimanfaatkan dalam metode pembelajaran. Dan menjadikan pendidik, pelajar dan wali melek teknologi.

“Meski pandemi, teknologi membantu anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran," imbuhnya.

Kendati teknologi tidak dapat menggantikan belajar secara tatap muka dan berinteraksi langsung, namun pemanfaatan teknologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan-lompatan kemajuan.

“Tapi dengan syarat teknologi harus dimanfaatkan secara tepat sasaran dan cakap. Tepat sasaran berarti dapat secara langsung mengatasi tantangan di dalam sistem pendidikan, salah satunya terkait kualitas pembelajaran dan akses pendidikan berkualitas," kata Nadiem.

Atas peluncuran program yang dicanangkan Kominfo tersebut, Nadiem menyambut baik Modul Digital yang diberikan Kominfo yang mencakup empat pilar literasi digital, yakni keamanan digital, keterampilan digital, etika digital, dan budaya digital.

“Dengan empat pilar tersebut akan mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran berbasis teknologi yang menghasilkan talenta-talenta digital unggul di Indonesia,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait