URnews

Negara-negara ASEAN, Ibukota dan Sejarah Terbentuknya

Kintan Lestari, Kamis, 28 Oktober 2021 12.59 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Negara-negara ASEAN, Ibukota dan Sejarah Terbentuknya
Image: Bendera negara-negara ASEAN. (Freepik/user6702303)

Jakarta - Urbanreaders, siapa yang masih hapal 10 negara-negara ASEAN yang dulu dipelajari di bangku sekolah? 

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara merupakan organisasi geopolitik dan ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Ada 10 negara yang masuk dalam organisasi tersebut. 10 negara ASEAN apa saja dan apa saja ibukota negara ASEAN? Lalu tanggal berapa negara-negara tersebut bergabung ke ASEAN?

1. Indonesia
Ibukota: Jakarta
Tanggal bergabung: 8 Agustus 1967

2. Filipina
Ibukota: Manila
Tanggal bergabung: 8 Agustus 1967

3. Singapura
Ibukota: Singapura
Tanggal bergabung: 8 Agustus 1967

4. Thailand
Ibukota: Bangkok
Tanggal bergabung: 8 Agustus 1967

5. Malaysia
Ibukota: Kuala Lumpur
Tanggal bergabung: 8 Agustus 1967

6. Brunei Darussalam
Ibukota: Bandar Seri Begawan
Tanggal bergabung: 8 Januari 1984

7. Vietnam
Ibukota: Hanoi
Tanggal bergabung: 28 Juli 1995

8. Laos
Ibukota: Vientiane
Tanggal bergabung: 23 Juli 1997

9. Myanmar
Ibukota: Nay Pyi Taw
Tanggal bergabung: 23 Juli 1997

10. Kamboja
Ibukota: Phnom Penh
Tanggal bergabung: 30 April 1999

Sejarah Terbentuknya ASEAN

ASEAN dibentuk oleh lima negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967.

Adapun yang mewakili deklarasai tersebut adalah lima menteri luar negeri, yakni Adam Malik dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman dari Thailand. 

Maksud dan tujuan dibentuknya ASEAN adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya di daerah dan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan supremasi hukum di hubungan antara negara-negara di kawasan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Persatuan Piagam Bangsa.

Pasalnya sekitar tahun 1960-an kawasan Asia Tenggara dihadapkan perebutan pengaruh ideologi negara-negara besar dan konflik antar negara di kawasan yang apabila dibiarkan dapat mengganggu stabilitas kawasan sehingga menghambat pembangunan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait