URtainment

Netizen Kritik Bule yang Ajak WNA Lain Tinggal di Bali saat Pandemi

Eronika Dwi, Senin, 18 Januari 2021 16.24 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Netizen Kritik Bule yang Ajak WNA Lain Tinggal di Bali saat Pandemi
Image: Pasih Uug (bali cheapest tour)

Jakarta - Bule dan Bali menjadi perbincangan hangat media sosial usai seorang wanita warga negara asing (WNA) berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS), memicu kemarahan banyak netizen Indonesia.

Wanita bernama Kristen Gray tersebut membuat sebuah utas (thread) di akun Twitternya pada Sabtu (16/1/2021).

Utas tersebut berisi tentang Kristen bersama kekasih sesama jenisnya yang memutuskan untuk pindah ke Bali, setelah putus atas tinggal di Los di Los Angeles dengan biaya hidup tinggi dan kesulitan mencari kerja.

Ia dan pasangannya pun mencoba tinggal di Bali selama enam bulan, dengan memesan penerbangan satu arah ke pulau tersebut. Selama di Bali, ia pun menghasilkan uang dari pekerjaannya sebagai entrepreneur desain grafis.

Kristen lalu menceritakan banyak benefit yang ia rasakan selama tinggal di Pulau Dewata itu, seperti gaya hidup mewah, biaya hidup yang murah, penduduk yang ramah terhadap queer (identitas seksual minoritas), dan adanya komunitas kulit hitam.

"Saya membayar US$ 1300 atau sekitar Rp 18,3 juta untuk (apartemen) studio LA saya. Sekarang saya memiliki rumah pohon seharga US$ 400 atau sekitar Rp 5,6 juta," katanya.

Menurut Kristen, Bali adalah tempat yang sempurna, serta cocok dijadikan sebagai obat untuk kesehatan fisik dan mentalnya.

"Bali telah membantu saya sembuh dari trauma masa kecil saya, beberapa penyakit fisik (seperti IBS & acid reflux). Seluruh pengalaman (di Bali) adalah tentang penyembuhan dan pertumbuhan. Saya perlu jeda dari kehidupan Amerika," kata dia lagi.

Selain menceritakan pengalamannya dalam sebuah utas, Kristen juga membagikan kisahnya dalam sebuah ebook 'Our Bali Life is Yours', yang mana untuk membantu orang lain mencapai mimpi yang sama.

Buku 'Our Bali Life is Yours' dijual seharga US$ 30 atau sekitar Rp 400 ribu.

Namun, utas yang kini telah dihapus itu mendapat serangan dari netizen Indonesia. Lantaran, dalam utas tersebut, Kristen juga mengajak atau membagikan tutorial untuk WNA lain yang ingin pergi atau pindah ke Bali di masa pandemi ini.  

Kristen bahkan mengatakan, ia memiliki agen visa khusus dan mengaku memiliki trik bagaimana cara masuk ke Bali, mengingat pemerintah saat ini tengah menutup pintu untuk WNA yang mau ke Tanah Air.

Banyak netizen yang menuding bahwa Kristen bersama kekasihnya tinggal di Bali secara ilegal dan tidak membayar pajak. Netizen juga menilai Kristen telah merebut pekerjaan warga lokal.

"Semangat shaaay belain bule kere yang pindah ke Bali hidup mewah ga bayar visa dan pajak, ignorant saat pandemi gini dan ngajakin bule kere lainnya untuk rame rame pindah ke Bali demi black lives matter yang ga nyambung goblog," tulis seorang netizen Indonesia.

"Bule merasa ‘tertindas’ di negaranya pergi ke negara lain mencoba hidup di sana dgn aturan mereka sendiri lalu mendapat banyak privilege krn status pendatangnya. Lalu mengundang orang2 bule lain u/ mengikuti mereka & melakukan hal yg sama, sungguh mirip cerita awal kolonialisasi," kata netizen Indonesia lainnya.

"Yang menjadi masalahnya adalah bukunya. Dalam bukunya ia menceritakan bagaimana caranya masuk ke Indonesia dan melakukan cara ilegal ke sini saat pandemi," komentar netizen lagi.

Expat Indo, akun yang berisi informasi terkait dengan ekspatriat di Indonesia pun ikut menyampaikan pendapatnya mengenai kejadian ini.

"Tidak membayar pajak di negara baru Anda adalah salah. Hukum Indonesia mengharuskan Anda membayar pajak penghasilan dari seluruh negara setelah 183 hari tinggal," tulisnya.

Expat Indo pun juga menilai bahwa Kristen mencari keuntungan pribadi dengan mengajak turis asing lain masuk ke Indonesia dengan cara ilegal.

"Sebuah kesalahan bagi mereka yang mempromosikan pertumbuhan pariwisata hingga merugikan orang lainnya. Bahwa pariwisata yang menjadi sumber pendapatan yang berubah-ubah merupakan pelajaran yang belum dipetik, di saat terjadi letusan gunung Agung, gempa Lombok, dan kini COVID,” tulis akun tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait