Dispendik Surabaya Pastikan 213 Sekolah yang Gelar PTM Terapkan Prokes Ketat
Surabaya - Sejak beberapa waktu lalu, sudah ada 213 sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas. Dinas Pendidikan Kota Surabaya pun memastikan sekolah yang mengelar PTM digelar dengan protokol kesehatan (prokes) ketat dan telah lolos asesmen serta menggelar simulasi sebelumnya.
“Total SD yang sudah melakukan PTM terbatas mulai Senin (20/9/2021) sebanyak 112 sekolah, baik negeri maupun swasta. Sedangkan jenjang SMP 213 sekolah. Jumlah ini terus bertambah dan dinamis seiring selesainya asesmen, karena yang diasesmen sekarang ada sekitar 161 sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo dikutip dari keterangannya, Jumat (24/9/2021).
Supomo mengaku pihaknya enggan terburu-buru membuka sekolah sebelum lolos asesmen karena tak ingin menjadi klaster baru di Kota Surabaya. Untuk itu, Supomo mengaku pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya dengan menugaskan tim satgas mandiri sekolah beserta Kepala Sekolah untuk selalu melakukan pemantauan dan pengamatan kepada siapapun yang masuk dan ada di sekolah.
“Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah. Jadi, kalau dia guru bisa mengajar online dari rumah dan kalau siswa kita minta untuk mengikuti daring dari rumahnya,” kata Supomo.
Sekolah-sekolah yang menggelar PTM di Kota Surabaya juga diminta untuk melakukan evaluasi harian berisi semua hal tentang kondisi sekolah selama sehari, terutama soal penerapan prokesnya di sekolah. Hasil evaluasi itu kemudian dikirimkan kepada Dispendik Surabaya.
“Nah, evaluasi harian itu kami sampaikan kepada para pakar. Biasanya kami rapat bersama pakar seminggu sekali untuk mengevaluasi PTM ini. Biasanya, pakar ini juga datang ke sekolah-sekolah untuk memantau langsung, sehingga mereka bisa mengikuti perkembangan PTM itu dan bisa lebih tepat dalam mengevaluasi,” jelasnya.
Ia pun memastikan, hasil evaluasi pelaksanaan PTM selama dua pekan ini tidak ada hambatan apapun. Bahkan ia menyebut bahwa pihak sekolah mampu menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada anak didiknya.
“Namun, kadang masih ada siswa yang maskernya melorot, sehingga langsung diingatkan oleh satgas mandiri. Jadi, terkadang siswa itu lupa, sehingga kami ingatkan. Yang lain alhamdulillah sudah sesuai prokes,” pungkasnya.
Sebagai informasi, mulai 6 September 2021 sejumlah SMP di Kota Surabaya telah melakukan PTM. Hingga saat ini tercatat 101 SMP yang menjalani PTM. Sedangkan untuk jenjang SD baru dimulai pada 20 September 2021 dengan diikuti oleh 112 sekolah.