URnews

IQ Rata-rata Orang Indonesia Peringkat 130 Dunia, Ini Kata Pengamat

Nivita Saldyni, Selasa, 11 Oktober 2022 14.25 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
IQ Rata-rata Orang Indonesia Peringkat 130 Dunia, Ini Kata Pengamat
Image: Ilustrasi - kecerdasan intelektual. (freepik)

Jakarta - Intelligence Quotients (IQ) atau kecerdasan intelektual rata-rata orang Indonesia adalah 78,49 menurut World Population Review 2022. Dengan nilai tersebut, Indonesia masuk dalam peringkat ke-130 dari 199 negara di dunia yang diuji.

Skor ini didapat dari skor rata-rata negara dalam tes IQ standar yang disempurnakan dengan pengukuran tambahan, seperti penilaian matematika, membaca, sains nasional, serta mempertimbangkan kualitas secara keseluruhan. Peringkat itu didapat World Population Review 2022 dengan mengacu pada peneliti Richard Lynn dan David Becker dari Ulster Institute yang dirilis tahun 2019.

Menanggapi rendahnya IQ rata-rata orang Indonesia dibanding negara lain, Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menyebut kesimpulan dari studi tersebut perlu dipertanyakan dan ditelaah lebih jauh dari sisi metodologinya. Sebab menurutnya, menarik kesimpulan IQ sebuah negara bukan perkara mudah, terlebih ada perbedaan kondisi dan sampling serta teori yang dipakai sebagai ukuran.

"Kecerdasan itu dipengaruhi oleh genetika, proses tumbuh kembang sejak seribu hari sebelum kelahiran, pendidikan, dan lingkungan akademis yang menantang pemikiran-pemikiran baru," ujar Doni kepada Urbanasia, Selasa (11/10/2022). 

Bahkan meski sistem pendidikan Indonesia menurutnya belum baik, namun itu bukan faktor utama. Menurutnya faktor paling utama yang mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah faktor genetika dan kondisi lingkungan. 

"Sistem pendidikan kita belum baik, tapi itu hanya salah satu faktor (mempengaruhi kecerdasan) saja," ungkapnya. 

"Sistem pendidikan dari dulu belum baik karena selalu dipolitisasi sehingga tidak maju-maju. Pergantian kebijakan pendidikan yang tidak berkesinambungan membuat guru dan siswa menjadi korban, seperti berbagai macam kebijakan jangka pendek ala merdeka belajar dan perubahan kurikulum merdeka. Ini semua memecah energi guru sehingga tidak fokus," jelasnya lebih lanjut.

Untuk mengatasi masalah ini, menurut Doni selain memperbaiki sistem pendidikan, pemerintah juga perlu melakukan intervensi program gizi untuk ibu-ibu hamil. Terutama pada keluarga miskin dan prasejahtera. 

"Indonesia perlu intervensi program gizi untuk ibu-ibu hamil bila ingin memperoleh kualitas warga negara yang cerdas. Terlebih gizi sejak dalam kandungan mempengaruhi perkembangan otak janin," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait